BPS: Waspadai Potensi Gagal Panen Padi 2021

Senin, 01 Maret 2021 – 19:58 WIB
BPS minta pemerintah waspadai potensi gagal panen akibat banjir besar. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) meminta pemerintah mewaspadai potensi gagal panen padi 2021, karena banjir di berbagai wilayah di Indonesia.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, produksi beras nasional tahun ini berpotensi naik tinggi sebesar 4,86 persen karena panen raya di awal tahun. Terutama, menurut Kecuk sapaan karibnya, di sejumlah daerah menunjukkan tren positif.

BACA JUGA: BPS Sebut Luas Panen Padi 2020 Menurun, tetapi Produksi Naik

"Potensi luas panen padi 2021 sangat bagus dan juga menjanjikan. Tapi harus diwaspadai, mengingat musim hujan dan banjir juga cukup besar dan bisa berdampak pada gagal panen," ujar Suhariyanto dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (1/3).

Dia menjelaskan, indikator produksi beras nasional bisa dilihat dari catatan BPS.

BACA JUGA: Distan: Kerugian Lahan Puso di Kudus Capai Rp20 Miliar

Menurut dia, pergerakan produksi beras mencapai 54,56 persen, sedangkan total luasan panen pada 2020 lalu mencapai 10,66 juta hektar, dengan sentra produksi terbesarnya Provinsi Jawa Timur.

"Ini juga cukup menggembirakan karena harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani masih mengalami kenaikan, yakni sebesar Rp5.320 atau naik sebesar 0,03 persen. Kedepan pergerakan produksi harga gabah kering panen masih akan meningkat," kata Kecuk.

BACA JUGA: 52 Ribu Hektar Sawah Terancam Puso

Di samping itu, produksi beras pada 2020 mengalami kenaikan yakni sebesar 31,33 persen jika dibandingkan 2019 yang hanya 31,31 persen.

Meski naik tipis, kata Suhariyanto, pemerintah berhasil mengendalikan produksi beras sehingga kebutuhan masyarakat masih tercukupi dengan baik.

"Kinerja produksi padi relatif terjaga selama 2020. Artinya produksi tahun ini secara keseluruhan berjalan stabil dan sangat menggembirakan," kata dia.

Berdasarkan data BPS juga, luas bahan baku sawah berdasarkan data Kerangka Sampling Area (KSA) 2019 mencapai 7,46 juta hektar. Angka ini masih bisa bertambah seiring perluasan lahan yang sedang dilakukan oleh pemerintah.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri mengatakan berkomitmen menjaga produksi padi secara nasional.

Dia menyebutkan, Kementan berupaya secara aktif dalam memitigasi pencegahan gagal panen akibat cuaca ekstrim dan potensi serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT).

Kuntoro juga menambahkan asuransi pertanian sejak dini telah disosialisasikan agar segera dimanfaatkan petani untuk mencegah kerugian akibat gagal panen.

“Upaya kita menghadapi perubahan cuaca dan resiko bencana sudah dilakukan. Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) bagi petani terus digalakkan,” tegas Kuntoro. (antara/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler