jpnn.com, JAKARTA - Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus mendukung realisasi target pemerintah meningkatkan inklusi keuangan.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, visi menjadi lembaga keuangan terdepan dalam implementasi inklusi keuangan dicanangkan pada akhir 2020, saat pandemi Covid-19 berlangsung.
BACA JUGA: Sandang Predikat The Best Primary Dealer, BRI Aktif di Pasar Obligasi
Kendati demikian, menurut dia, sejak 2005 BRI telah menetapkan visi untuk menjadi “The Most Valuable Banking Group In Southeast Asia & Champion of Financial Inclusion”.
Salah satu visi BRI yakni “Champion of Financial Inclusion” karena perseroan memandang pentingnya peningkatan inklusi keuangan untuk kesejahteraan masyarakat, terutama pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
BACA JUGA: Optimalisasi Likuiditas BRI di Tengah Pandemi, Konsistensi sebagai The Best Primary Dealer
“Kami akhirnya menyusun visi yang baru, kami ingin menjadi The Most Valuable Banking Group in South-East Asia dan yang tadinya Home to The Best Talent kami ganti menjadi Champion of Financial Inclusion. Ini tujuannya adalah bagaimana kami berkontribusi kepada negara,” tutur Sunarso dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (17/3).
Surnarso menyebutkan, melalui visi baru ini, bank pelat merah itu berupaya menjadi institusi jasa keuangan yang menciptakan peningkatan serta perluasan nilai (value) bagi seluruh masyarakat.
BACA JUGA: Jurus BRI Bertransformasi ke Sistem Digital di Tengah Pandemi
"Penciptaan nilai ini bukan hanya dari sisi ekonomi semata, namun juga memberikan kontribusi sosial terhadap lingkungan," kata dia.
Berdasarkan data yang dimiliki, Sunarso mengakui, inklusi keuangan masyarakat berpotensi besar untuk ditingkatkan. Pasalnya, pada 2019 lalu, tingkat inklusi keuangan masyarakat di Indonesia baru mencapai 76,19 persen.
"Angka ini berarti masih terdapat hampir seperempat masyarakat Indonesia belum mendapatkan akses keuangan formal yang layak," ujar dia.
Dia mengatakan, pemerintah menargetkan indeks inklusi keuangan masyarakat meningkat hingga 90 persen pada 2023-2024 mendatang. Target ini tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).
Komitmen Ambil Peran untuk UMKM
Menurut Sunarso, BRI juga berkomitmen akan semakin mengambil peran untuk menjadi bank yang fokus membantu serta menyalurkan fasilitas dan pembiayaan kepada pelaku UMKM.
Selama ini, lanjut dia, BRI sudah dikenal sebagai bank yang fokus melayani segmen UMKM dan nasabah ultra mikro.
Mewujudkan misi ini, kata Sunarso, BRI berencana membangun dan meningkatkan ekosistem, struktur, dan sistem pelayanan terhadap nasabahnya yang mayoritas UMKM.
Selain itu, perseroan juga membangun pusat data untuk mempermudah pemberian layanan serta pemetaan potensi UMKM se-Indonesia.
“Itu adalah syarat dan prasyarat untuk kita mentransformasi UMKM ini, baik dari sisi UMKM-nya sendiri, maupun dari sisi banknya, lembaga yang mensupport UMKM. Supaya nanti kami bisa sama-sama berjalan berdasarkan cara kerja yang baru yang berbasis teknologi dan digital digital, itu semua butuh integrasi data,” jelas dia.
Berdasarkan data hingga akhir 2020, portofolio kredit UMKM BRI telah mencapai 82,13 persen dari total pembiayaan yang disalurkan perusahaan. Upaya penyelamatan UMKM yang dilakukan BRI dan pemerintah di saat bersamaan terbukti positif, dan dapat dilihat dari tumbuhnya penyaluran kredit mikro BRI hingga 14,18 persen secara tahunan per Desember 2020. (mcr10/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Elvi Robia