jpnn.com, JAKARTA - Komunikasi yang efektif penting bagi perusahaan negara atau BUMN dalam menghasilkan economic value dan social value.
Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan komunikasi perusahaan perlu dilakukan dengan kreatif dan berempati untuk merealisasikan tujuan tersebut.
Menurut Aestika, komunikasi perusahaan harus selalu update terhadap dinamika yang terjadi.
“Jadi, itu yang kami lakukan di BUMN sekarang, baik korporat komunikasi maupun marketing komunikasi. Kami harus terus membuat sesuatu yang kreatif, dengan rasa empati sehingga tetap on the track dan tepat tujuan,” ujarnya dalam acara BUMN Corporate Communications and Sustainability Summit, Rabu (23/3).
Aestika yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Humas BUMN menjelaskan dalam mengomunikasikan pesan perlu mengikuti alur yang ada dalam masyarakat atau media sosial.
Dengan demikian, program dari tim komunikasi harus dapat selaras dengan tren yang sedang kekinian.
Lebih lanjut, kata dia, corporate communications harus mampu menangani setiap permasalahan di berbagai kanal komunikasi, seperti media sosial.
Tim komunikasi perusahaan harus dapat membaca, menangani, dan memonitoring segala informasi yang beredar terkait informasi perusahaan.
“Tindakan yang tepat dan terukur harus dilakukan dengan cepat. Kemudian eksekusinya juga harus mengikuti perkembangan teknologi dan tren yang ada,” kata dia.
Di BRI, pihaknya gencar melakukan kampanye untuk menyampaikan visi dan misi perseroan secara efektif.
Kampanye “Memberi Makna Indonesia” dilakukan secara soft sebagai employee proposition bank terbesar di tanah air tersebut.
Selain itu, ada juga bentuk hard campaign, ajakan “Ayo kita pakai BRImo”.
Dari kedua hal tersebut yang terpenting harus selalu mengacu pada core business perseroan agar proses penyampaian nilai bisa terserap dengan baik.
Aestika mengakui dalam proses penyampaian informasi kepada masyarakat, sebuah perseroan tetap menghadapi tantangan.
Kabar bohong atau hoax menjadi hal yang tak terhindarkan.
Pasalnya, dalam menyampaikan economic value dan social value, sering kali hoax yang menjadi tantangan.
Dalam hal ini, corporate communications harus bisa mengatasi tantangan itu, bukan menghindari.
“Kalau tidak benar, kami tunjukkan bahwa itu tidak benar. Intinya harus menjawab apa yang ada di hoax," ungkap dia.
Tim komunikasi perusahaan pun menurut Aestika, harus terus siaga untuk menyiapkan tindakan preventif, proaktif, dan responsive sehingga dapat menentukan langkah prioritas ke depan dalam menangani krisis. (mcr28/jpnn)
BACA JUGA: Menperin Optimistis Target Belanja Rp 400 Triliun Tercapai Lewat Produk Dalam Negeri
BACA ARTIKEL LAINNYA... BRI Optimistis Pertumbuhan Kredit Mencapai 11 Persen
Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Wenti Ayu