BRI Wujudkan Champion of Financial Inclusion lewat Penerapan ESG pada Kredit UMKM

Selasa, 01 Maret 2022 – 13:03 WIB
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berkomitmen untuk merealisasikan visi menjadi Champion of Financial Inclusion. Ilustrasi UMKM: BRI

jpnn.com, JAKARTA - Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berkomitmen untuk merealisasikan visi menjadi Champion of Financial Inclusion.

Upaya tersebut untuk mendukung pemerintah meningkatkan indeks inklusi keuangan mencapai 90 persen pada 2024.

BACA JUGA: SBN ORI 021 Moncer, BRI Sukses Catatkan Penjualan Rp 3 Triliun

Selain itu, BRI menilai visi tersebut sejalan dengan isu prioritas Presidensi G20 2022 yang turut memajukan inklusi keuangan.

Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto menjelaskan sejumlah upaya telah dilakukan perseroan salah satunya, yakni penerapkan prinsip ESG atau Environmental, Social, Governance dalam menyalurkan kredit, khususnya di segmen UMKM.

BACA JUGA: Hadirkan Terobosan Pembiayaan Rumah, BRI Raih Dua Penghargaan Sekaligus

"Saat ini sebanyak 65,5 persen atau sekitar Rp 617,8 triliun dari total portofolio penyaluran kredit BRI telah menerapkan prinsip ESG," ucap Ahmad dalam keterangan yang diterima JPNN.com, di Jakarta, Selasa (1/3).

Menurutnya, jumlah tersebut meningkat kurang lebih 12,2 persen year-on-year (yoy) dibandingkan dengan 2020 yang sebesar Rp 550,4 triliun.

BACA JUGA: Sukses Bertransformasi, 96,7 Persen Nasabah BRI Pakai Digital Channel

“Penyaluran kredit ini tentu didominasi dari segmen micro and SME atau UMKM yang mencapai sekitar Rp547 triliun pada 2021,” ujarnya.

Ahmad menyebut ke depan perseroan akan terus fokus dan meningkatkan pembiayaan ke segmen UMKM hingga mencapai 85 persen pada 2025.

"Kredit BRI untuk segmen UMKM sendiri mencapai 83,86 persen dari total portofolio pembiayaan perseroan secara konsilidasian pada 2021," kata Ahmad.

Solichin menjelaskan dari kredit yang diberikan kepada UMKM tersebut, BRI sekaligus sudah membangun 400 ribu lapangan kerja baru.

“Hal itu yang kami catat dalam sustainability report,” tambahnya.

Bank pelar merah itu mendata sebanyak 45 juta pelaku usaha ultra mikro tercatat masih membutuhkan pendanaan, baik baru maupun tambahan.

Ahmad memerinci dari jumlah tersebut baru sekitar 15 juta yang tersentuh lembaga pembiayaan formal.

"Sekitar 30 juta lainnya belum tersentuh lembaga pembiayaan formal," ujar Ahmad.

Bank anggota Himbara itu juga menilai dari pelaku usaha yang belum tersentuh lembaga pembiayaan formal tersebut, tujuh juta di antaranya mengandalkan pinjaman kerabat.

Kemudian, lima juta pelaku usaha yang mengandalkan rentenir dengan bunga sekitar 100-500 persen per tahun.

Selain itu, sebanyak 18 juta pelaku usaha yang belum tersentuh sama sekali oleh lembaga keuangan akan menjadi fokus BRI.

“Secara prioritas, perseroan akan menyasar terlebih dahulu 18 juta pelaku usaha yang sama sekali belum tersentuh lembaga pembiayaan. Kami mempunyai aspirasi menjadi bank yang terdepan dan paling concern dalam implementasi ESG di Indonesia maupun Asia Tenggara,” ungkapnya.

Pendorong Utama Pertumbuhan

Analis emiten dari Ciptadana Sekuritas Asia Erni Marsella Siahaan mengatakan penyaluran kredit atau pembiayaan segmen UMKM, khususnya mikro akan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan tahun ini.

“Akan terus meningkat mengikuti pemulihan ekonomi. Pembiayaan di sektor ini juga diperkirakan akan tumbuh positif pada tahun ini. BRI menargetkan pertumbuhan pinjaman konsolidasi 9-11 persen secara tahunan untuk 2022,” ujarnya dalam hasil riset yang dipublikasikan belum lama ini.

Oleh karena itu, penerapan prinsip ESG dapat diperkuat dalam pembiayaan di segmen UMKM. Hal ini dinilai akan memperkuat ketertarikan investor untuk mengoleksi saham BBRI. Terlebih, penerapan prinsip ESG pada bisnis inti perseroan juga menjadi pendorong pertumbuhan kinerja.

Erni melihat BRI juga memasuki model bisnis baru dengan menyasar pasar yang lebih kecil dengan tenor yang lebih pendek, yaitu melalui pemberdayaan segmen ultra mikro (UMi).

Pada September 2021 perseroan bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) telah membentuk Holding UMi guna menyasar segmen ultra mikro sebagai sumber pertumbuhan baru. Melalui penerapan prinsip ESG, BRI akan semakin kuat dalam mengadopsi segmen ini.

“Pegadaian dan PNM juga diperkirakan masing-masing tumbuh 10 persen dan 17-20 persen secara tahunan pada 2022,” imbuh Erni dalam riset tersebut. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... UMKM Bangkit, BRI Optimistis Hadapi Tantangan Ekonomi 2022


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
BRI   BBRI   ESG   kredit UMKM   UMKM   Ekonomi   penyaluran kredit  

Terpopuler