Brigjen Ery Nursatari: Radikalisme Sudah Ada Sejak Indonesia Merdeka Sampai Sekarang

Kamis, 28 Juli 2022 – 00:01 WIB
Wakapolda Banten Brigjen Ery Nursatari. Dok Humas Polda Banten.

jpnn.com, SERANG - Wakapolda Banten Brigjen Ery Nursatari menyebut radikalisme dan intoleransi menjadi ancaman nyata bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI).

“Radikalisme, terorisme, dan intoleransi sejak awal kemerdekaan hingga reformasi masih ada dengan bentuk motif dan gerakan yang beraneka ragam," ujar dia saat pembinaan moderasi beragama bagi pegawai negeri pada Polri di Polda Banten, Rabu (27/7).

BACA JUGA: BNPT Latih Santri Untuk Melawan Narasi Radikal di Dunia Maya

Gerakan radikalisme dan intoleransi menjadi ancaman NKRI dan Pancasila. Hal ini terbukti setelah proklamasi kemerdekaan, terjadi pemberontakan dan kekerasan di berbagai daerah di Indonesia.

Ery menyebut ancaman kelompok radikalisme telah mengalami evolusi dan cenderung menggunakan isu sara atau agama yang berakibat terjadinya konflik horizontal.

BACA JUGA: Kapolri Sampaikan Pesan Khusus di Hadapan Ratusan Jawara Banten

"Radikalisme dan intoleransi sebagai embrio dari lahirnya terorisme yang berkembang dengan cepat dampak dari perkembangan lingkungan strategis khususnya teknologi Informasi," kata perwira tinggi Polri itu.

Dia mengatakan penyebaran keyakinan, doktrin, dan radikalisme dengan mudah disebarkan melalui media sosial.

BACA JUGA: Misi Khusus di HUT Ke-12, BNPT Tangkal Radikalisme dengan Gelar Acara Kebangsaan

Oleh karena itu, masyarakat bila belajar tanpa guru dipastikan berakibat pemahaman yang salah dan implementasi paham yang dapat menimbulkan permasalahan bagi masyarakat luas.

Selama ini, kata dia, dinamika yang berkembang menunjukkan tantangan tugas yang lebih besar.

Hal ini ditunjukkan dengan makin meluasnya penyebaran radikalisme dan anti-ideologi Pancasila.

"Kami mengajak seluruh personel Polda Banten membangun komunikasi dan sinergitas dengan melibatkan peran seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat maupun lembaga pendidikan,” kata dia.

Kegiatan dihadiri Kakanwil Kemeng Propinsi Banten Nanang Fathurohman, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) KH Amas Tajudin, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) KH Romly, Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Banten Ali Mukhtarom.

Kemudian Kasatgaswil Densus 88AT Kombes Shaleh Patimura, pejabat utama Polda Banten, tokoh napiter M Sofyan Sauri, tokoh agama Gus Naji, dan peserta dari perwakilan Satker Polda Banten serta diikuti polres jajaran secara virtual. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Komjen Boy Rafli Sebut 2.157 WNI Berangkat ke Suriah Gegara Terpapar Paham Radikal


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler