Brigjen Pol Anton Bachrul Alam dan Nuansa Beda di Polda Jatim (1)

Bangun Pukul 03.00, Sebulan Kunjungi 60 Masjid

Senin, 16 Maret 2009 – 06:25 WIB

Belum genap sebulan menjabat, Kapolda Jatim Brigjen Pol Anton Bachrul Alam sudah menjadi buah bibirDia berusaha mengubah citra polisi menjadi lebih religius

BACA JUGA: Pengalaman Hidup Banker Tervonis Mati Karmaka Surjaudaja (2)

Seperti apa?

Kardono Setyorakhmadi, Surabaya

---

JARUM jam masih menunjukkan pukul 03.45 WIB
Namun, pada waktu sepagi itu, Anton Bachrul Alam sudah bersiap-siap

BACA JUGA: Pengalaman Hidup Banker Tervonis Mati Karmaka Surjaudaja (1)

Mengenakan baju gamis putih lengkap dengan sorban, Anton sudah masuk ke mobil dinasnya


''Ini sudah termasuk kerinan (kesiangan, Red)

BACA JUGA: Gundala Putra Petir, Superhero yang Terangkat Momen Ponari

Biasanya, sebelum setengah empat, Bapak sudah siap,'' bisik seorang staf ADC (aide de camp, ajudan, Red) kepada Jawa Pos yang menyanggong di rumah KapoldaBiasanya, imbuh ajudan itu, belum pukul 03.30, Anton sudah siap dan meluncur

Padahal, selepas tengah malam Anton baru pulang ke rumah dinasnya di Jalan BengawanSebab, malamnya ada rapat soal konsolidasi pengamanan pemilu dengan stafnya''Sudah biasaPulang di atas jam 24.00, namun pukul 03.00 sudah bangunItu sudah kebiasaan Bapak,'' katanya.

Ajudan yang tak mau disebut namanya itu mengatakan, boleh dikatakan, selain mencatat jadwal kegiatan Kapolda, ada satu pekerjaan lagi yang harus dia kerjakanApa itu? ''Mengumpulkan data semua masjid di Surabaya,'' tuturnyaSelama hampir empat minggu bertugas, Anton telah mengunjungi 60 masjid di Surabaya

Anton memang punya kebiasaan unikYakni, mengunjungi semua masjid yang ada di tempatnya bertugasSeperti pagi itu, Anton mengunjungi Masjid Al-Ikhlas, sebuah masjid kampung yang beralamat di Jalan GadungMenurut ajudannya, dari ratusan masjid yang ada di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, Anton telah mengunjungi sekitar 60 di antaranya

Tentu saja kedatangan Anton disambut baik masyarakat setempatBahkan, Anton pun didapuk menjadi imam''Jarang-jarang ada pejabat yang mau berkunjung ke siniKapan lagi, Kapolda menjadi imam,'' kata Rustam, salah seoang wargaUsai salat Subuh, Anton pun "ditodong" memberikan taushiyahSetelah itu, sejumlah jajanan pasar dan kopi krim hangat pun tersaji untuk menemani dialog singkat antara warga dan AntonKapolda pun memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menumpahkan uneg-uneg kepada polisiDialog itu akhirnya usai ketika Anton pamit untuk menjemput Wakapolri Komjen Pol Makbul Padmanegara di Bandara Juanda

Anton sendiri mengatakan ada sejumlah alasan mengapa dirinya berkunjung ke masjid-masjid kampung''Pertama, untuk sebuah penghargaan kepada rumah AllahSelama berdiri bertahun-tahun, banyak masjid kampung yang belum didatangi pejabatUntuk membuat para pegiat yang memakmurkan masjid menjadi semangat, saya bersedia datang,'' ucap jenderal polisi bintang satu tersebut.

Yang kedua, sebagai salah satu metode pendekatan polisi dalam hal trust building''Masyarakat akan tahu bukti nyata bahwa pimpinan Polri tak segan-segan turun ke bawah untuk berdialog,'' tandasnyaIni salah satu akselerasi polmas yang dilakukannyaBila masyarakat sudah menerima kehadiran dirinya, Anton berharap bisa lebih mudah bagi anggotanya di bawah untuk masuk, membaur, dan menjadi mitra masyarakat

Bila sudah tercipta kemitraan yang baik seperti itu, Anton yakin tak akan ada masalah dengan keamanan''Bila masyarakat bersatu dan di-back up polisi, daerah pun akan menjadi aman,'' kata pria kelahiran 15 Agustus 1956 tersebut

Namun, tentu saja bukan karena dua alasan itu saja, Anton selalu mendatangi masjid untuk salatSelama ini dia memang dikenal religiusSembilan tahun Anton selalu salat wajib di masjid''Saya tak salat di masjid bila berada di pesawat atau dalam kondisi yang tak memungkinkan untuk pergi ke masjid,'' urainyaMenurut perwira kelahiran Mojokerto 53 tahun silam tersebut, ke masjid sudah menjadi hobinya

Yang juga membuat Anton menjadi dikenal adalah sejumlah perubahan di lingkungan kerjanyaPertama, gerakan khataman AlquranSetiap pagi di Mapolda Jatim ada 33 orang yang selalu berjaga dan melakukan khataman AlquranSetiap satu orang membaca satu juz, dan tiga lainnya cadanganMaka, dalam waktu tak lebih dari dua jam, setiap pagi Alquran selesai dibaca di Mapolda Jatim''Kami senang-senang saja, karena kantor menjadi lebih adem,'' ucap salah seorang perwira menengah yang tak mau disebut namanya mengomentari gerakan khataman Alquran tersebut.

Bukan itu sajaAnton juga mengimbau jajarannya untuk melafalkan asma'ul husna setiap usai apel pagiMaka, kini bukanlah hal yang aneh bila melihat banyak polisi yang komat-kamit menghafal 99 nama Allah tersebut''Saya tak menginstruksikan, tapi saya mengimbau sajaMau dilaksanakan atau tidak, kembali ke kebijakan satuan wilayah masing-masing,'' tutur mantan Wakadiv Humas Mabes Polri tersebut

Selain itu, dia minta agar para polwan tak sungkan-sungkan lagi mengenakan jilbabAnton berpendapat, berbusana muslimah tak menjadi halangan bagi polwan untuk melaksanakan tugas''Memang belum ada aturannyaTapi, saya kira di lingkungan Polda Jatim tak ada masalah terkait antara kinerja dan busana muslimJadi, bagi saya, silakan saja bagi para polwan untuk mengenakan jilbab,'' tandas perwira yang lama berdinas di satuan lalu-lintas tersebut.

Anton mengatakan, salah satu hal yang ingin dicapainya adalah menjadikan anggota lebih religius''Bila anggota dekat dengan Tuhannya, dia pasti dilindungiKarena menjaga keamanan adalah sebuah amanat, tentu saja harus ada dalam lindungan AllahBila sudah seperti itu, semuanya akan berjalan lancar,'' jelasnya

Religiusitas Anton memang tak diperoleh dengan tiba-tibaMenurut dia, titik balik religiusitasnya terjadi sekitar 2000''Usai saya pulang haji pertama,'' ucapnyaSetelah pulang haji, Anton merasakan dorongan yang sangat kuat untuk berubah lebih religius''Salat yang awalnya biasa-biasa saja, menjadi bagusYang jarang mengaji, menjadi tiap hari mengajiYang tak pernah salat malam, menjadi salat malamDan, saya selalu ingin tiap salat di masjid,'' tandasnya

Justru Anton mengaku selama naik haji pertama itu, dia tak mengalami pengalaman religius yang eksotis''Bahkan, saya merasa ibadah haji saat itu kurang sempurna,'' urainyaDi Padang Arafah -yang konon merupakan tempat pertemuan antara Adam dan Hawa setelah diturunkan ke bumi- Anton mengaku tak berdoa sama sekali''Saya tak tahu bahwa Padang Arafah adalah tempat yang diyakini orang yang berdoa di sana lebih mustajabah (gampang dikabulkan, Red)Malah saya tidur-tiduran saat berada di Padang Arafah,'' kenangnya, kemudian tersenyum

Namun, entah mengapa, begitu pulang, Anton merasakan desakan tak tertahankan untuk berubah''Dan, Alhamdulillah, jadilah saya seperti sekarang ini,'' tuturnya(nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kesaksian Kerabat Dekat David Hartanto, Mahasiswa Indonesia yang Tewas di Singapura


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler