Brimob Bersenpi Dikirim ke Jakarta

Minggu, 20 Juli 2014 – 08:35 WIB
ACK UP: Kapolda Jatim Irjen Pol Unggung Cahyono memberi pembekalan kepada 220 personel Brimob yang diberangkatkan ke Jakarta untuk membantu pengamanan ibu kota pada saat penghitungan suara. (Frizal/Jawa Pos)

jpnn.com - SURABAYA – Polda Jatim memberangkatkan dua satuan setingkat kompi (SSK) dari Brimob ke Jakarta. Pasukan yang memiliki kemampuan khusus dalam menangani huru-hara dan anarkistis itu dilibatkan dalam pengamanan ibu kota pada saat penghitungan suara pemilihan umum presiden (pilpres).

Pasukan tersebut dilepas Kapolda Jatim Irjen Pol Unggung Cahyono di Stasiun Pasar Turi, Sabtu sore (19/7). Mereka berjumlah 220 personel. Rencananya, mereka diperbantukan selama sepuluh hari, hingga 29 Juli.

BACA JUGA: Munas Golkar Bulan Oktober Adalah Harga Mati

Pasukan itu dibekali peralatan utama dan khusus. Antara lain, senjata laras panjang, gas air mata, peluru hampa, peluru karet, dan peluru tajam. ”Saya meminta semua memperhatikan penyimpanan peralatan, terutama senjata,” kata Unggung.

Dia menambahkan, personel itu nanti berada di bawah kendali Polda Metro Jaya. Tugas mereka mem-back up pengamanan yang dilakukan satuan kepolisian tersebut. Para pasukan itu dibagi di dua lokasi. Yaitu, sekitar Monas dan Tanjung Priok.

BACA JUGA: KPU Optimistis Rekapitulasi Suara Pilpres Tak Akan Molor

Orang nomor satu di jajaran Kepolisian Jatim itu menginstruksi anggotanya agar menaati prosedur standar operasi dalam penggunaan alat utama dan khusus. Misalnya, dalam menangani huru-hara, mekanismenya hanya menggunakan teknik fase kelima. Yaitu, gas air mata dan security barrier.

Untuk penanganan tindak anarkistis, para anggota diminta disiplin dalam menggunakan senpi. Setiap anggota dibekali peluru hampa, karet, dan tajam. ”Saya minta peluru tajam hanya dipegang perwira setingkat kompol,” tuturnya. (mas)

BACA JUGA: Anggap Perusuh 22 Juli Penjahat HAM

Amunisi, baik hampa, karet, maupun tajam, digunakan ketika menghadapi aksi anarkistis. Misalnya, kerusuhan dan pembunuhan. Peluru itu pun dipakai hanya untuk melumpuhkan. Ketika dipakai, sasarannya hanya pinggul ke bawah.

Unggung mengatakan, penggunaan beragam peluru tersebut sudah diujicobakan menjelang pengamanan pemilu 9 Juli lalu. ’’Para anggota berlatih menggunakan senjata dengan beragam peluru di Watukosek, Mojokerto,’’ jelasnya. (eko/c7/ai)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi-JK Tegaskan Pengumuman Hasil Pilpres Tak Perlu Ditunda


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler