jpnn.com, JAKARTA - Pelaksana tugas Kepala PRBM Eijkman Wien Kusharyoto mengungkapkan, riset vaksin Merah Putih masih berjalan, yang berbasis sel ragi dalam proses pengembangan lebih lanjut. Tingkat produksinya juga sudah sesuai dengan taraf PT. Bio Farma.
Mendukung pernyataan Wien, Peneliti Pusat Riset Biologi Molekular Eijkman-BRIN Tedjo Sasmono mengatakan, saat ini perkembangan vaksin Merah Putih sudah dalam tahap hilirisasi di mitra industri, yakni PT Bio Farma. Ia berharap dalam waktu dekat sudah bisa dilakukan uji pra-klinik dan klinik.
BACA JUGA: Panja Vaksin Covid-19 Resmi Dibentuk, Komisi IX: Banyak yang Harus Kami Awasi
“Semoga vaksin Covid-19 karya anak bangsa ini bisa berkontribusi dalam penangulangan pandemi dan menjadi wahana untuk kemandirian bangsa dalam riset vaksin," imbuhnya di Jakarta, Selasa (25/1).
Sementara, Periset Lab Terapeutik dan Vaksin Andri Wardiana mengatakan, sampai saat ini Indonesia belum berhasil membuat vaksin ataupun obat biologi lainnya secara mandiri.
BACA JUGA: Pertanyakan Vaksin Halal, PPI Gelar Aksi Damai di Kantor Gubernur Sumsel
“Dari mulai desain awal dan baru bisa transfer teknologi seperti Biofarma dan beberapa perusahaan farmasi lainnya,” terangnya.
Menurutnya, agar Indonesia bisa memproduksi vaksin sendiri, harus dimulai dengan kerja sama banyak pihak. Dukungan secara menyeluruh dari berbagai pihak meliputi akademisi/ peneliti, pelaku industri dan pendukung lainnya, termasuk political will dari pemerintah juga diperlukan.
BACA JUGA: YKMI Audiensi dengan Fraksi PPP Untuk Perjuangkan Vaksin Halal
Andri mencontohkan, pada pengembangan vaksin Covid-19 dari Oxford/Astrazeneca berbagai macam institusi yang saling memberikan support. Berbagai institusi bekerja sama menghasilkan satu jenis vaksin yang mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di awal.
"Program vaksin Merah Putih ini bisa dijadikan momentum untuk mewujudkan kemandirian vaksin dalam negeri," pungkas Andri Wardiana. (esy/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Adil
Reporter : Mesya Mohamad