jpnn.com, JAKARTA - Oknum anggota Polri berinisial Bripda PS (26) yang bertugas di Polres Wonogiri ditembak polisi lantaran terlibat aksi pemerasan terhadap WP (66) warga Bratan Pajang, Laweyan, Solo.
Bripda PS yang merupakan warga Bauresan, Giritirto, Wonogiri, itu bisa dibilang merupakan sosok polisi bernyali, tetapi amoral dan tidak cerdik. Kok bisa?
BACA JUGA: 4 Fakta Bripda PS Ditembak Polisi, Modusnya Bisa Bikin Anda Berdecak, Kesaksian Warga
Bripda PS bersama komplotannya melakukan pemerasan terhadap WP. Jelas ini perbuatan amoral dan mencoreng nama baik Korps Bhayangkara.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah (Jateng) Kombes Iqbal Alqudusy menerangkan kasus berawal ketika korban berinisial WP didatangi empat pelaku di rumahnya pada 17 April 2022.
BACA JUGA: Pengakuan Istri Ronal Surapradja tentang Kelakuan Suaminya, Ya Tuhan
Saat itu, kata Kombes Iqbal, para pelaku mengaku sebagai polisi dan menuduh korban telah berzina di sebuah hotel bersama seorang wanita.
Lantas pelaku meminta korban masuk ke mobil dan diajak berputar-putar hingga areal Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pracimoloyo.
BACA JUGA: Fakta Terbaru soal Pistol untuk Menembak Petugas Dishub Makassar, Oh Begitu
Di dalam mobil, pelaku menunjukkan foto korban bersama wanita. Lalu dimintai uang oleh pelaku sebesar Rp 14.350.000 disertai ancaman jika tidak memberikan uang maka akan diproses hukum.
"Korban tidak punya uang sebanyak itu. Lalu korban diminta untuk datang lagi ke makam Pracimoloyo pada Selasa (19/4)," kata Iqbal.
Sehari kemudian, 18 April 2022, korban yang merasa menjadi korban pemerasan melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Surakarta.
Pada 19 April 2022, dilaksanakan gelar perkara penentuan status lidik oleh Tim Resmob.
Pada hari itu juga, Selasa 19 April, Tim Resmob Polresta Surakarta bergerak karena para pelaku sudah meminta korban datang lagi ke TPU Pracimoloyo pada tanggal tersebut.
"Pada Selasa sore dilakukan upaya penangkapan oleh tim resmob Polresta Surakarta terhadap para pelaku di makam Pracimoloyo,” kata Kombes Iqbal.
Nah, di sinilah Bripda PS bisa dibilang sosok polisi bernyali besar. Pasalnya, dia berani melawan saat hendak ditangkap.
Dia bersama komplotannya nekat menabrakkan mobil yang dikendarainya ke mobil dan motor petugas serta motor warga yang berada di sekitar lokasi.
Tim Resmob langsung berupaya menghentikan ulah mereka yang sudah mengancam keselamatan petugas dan masyarakat. Polisi mengeluarkan tembakan peringatan ke udara sebanyak dua kali.
Ketika itu pelaku tetap berusaha melawan dan melarikan diri ke arah Kartasura. Polisi berupaya menghentikan dengan cara mengarahkan peluru ke ban mobil dan para pelaku.
Kejadian menegangkan itu terjadi di jalan areal TPU Pracimaloyo, tepatnya di belakang, Mie Gacoan, Jaten RT 2/RW 11, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Selasa (19/4) sore sekitar pukul 16.20 Wib.
Di lokasi tersebut polisi menangkap seseorang berinisial SNY (22) yang dicurigai salah satu anggota komplotan pemeras.
Pada Selasa malam, 19 April, polisi mendapatkan laporan dari Rumah Sakit Al Hidayah Boyolali mengenai adanya pasien luka tembak tanpa identitas yang diturunkan sekelompok orang mengendarai Xenia Silver.
"Setelah dicek, korban yang mengalami luka tembak diketahui anggota Polri dari Polres Wonogiri berinisial Bripda PS yang ikut dalam komplotan pemerasan,” kata Iqbal.
Dari pemeriksaan juga ditemukan satu senjata api rakitan di saku celana Bripda PS.
Bripda PS rupanya tidak cerdik karena mengobati luka bekas tembakan di sebuah rumah sakit sehingga akhirnya dengan gampang tertangkap.
Pada Rabu (20/4) dini hari polisi menangkap para pelaku lainnya, yakni RB, TWA, dan ES. Mereka ditangkap di kawasan Salatiga.
Inisial RB (43) warga Sangkrah RT.03/08, Pasar kliwon, TWA (39) warga Tegal Baru Jebres, dan ES (36), warga Kisari, Magurejo, Pati.
Bripda PS saat ini tengah dirawat di RS Dr. Moewardi Solo akibat luka tembak yang dideritanya.
Sementara keempat tersangka yang merupakan warga sipil sudah dilakukan penahanan di rutan Polresta Surakarta guna proses lidik selanjutnya. (cuy/sam/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu