jpnn.com, JAKARTA - Laba bersih industri perbankan syariah melesat 65,03 persen meski pendapatan menurun.
Perbankan syariah membukukan laba bersih Rp 3,34 triliun pada kuartal ketiga 2017.
BACA JUGA: Bank Syariah BUMN Merger, BSM Hadapi Persaingan Ketat
Jumlah itu naik dari laba bersih pada posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,02 triliun.
Komisaris Utama PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Mulya Effendi Siregar menjelaskan, pertumbuhan laba bersih industri perbankan syariah disumbang penurunan pembiayaan macet atau nonperforming financing (NPF).
BACA JUGA: Bank Syariah Mandiri Perkuat Pembiayaan Sektor Riil
NPF bank syariah pada kuartal ketiga 2017 tercatat 3,88 persen.
Artinya, ada perbaikan bila dibandingkan dengan posisi yang sama pada 2016 yang mencapai 4,81 persen.
BACA JUGA: Laba Bersih Bank Jatim Tembus Rp 1,13 Triliun
’’Selain perbaikan NPF, penempatan-penempatan pembiayaan industri perbankan syariah lebih baik. Di BSM (Bank Syariah Mandiri), kami sudah pakai tiga pilar itu dengan baik. Ada bisnis, operation, dan risk,’’ ujar Mulya akhir pekan kemarin.
NPF terendah dicatat pembiayaan di sektor jasa sosial dengan 2,26 persen.
Kemudian, sektor lain adalah pertanian dan kehutanan dengan NPF 3,25 persen.
Dari sisi pembiayaan, industri perbankan syariah mencatat pertumbuhan 15,56 persen.
’’Dari permintaan, tidak ada masalah. Tapi, secara industri, kami lihat memang masih ada wait and see dari permintaan pembiayaan. Khusus di BSM, pendapatan dan laba sama-sama tumbuh positif,’’ jelas Mulya.
Di BSM, peningkatan pembiayaan berdampak pada pertumbuhan margin bagi hasil bersih Rp 544 milia.
Angka itu tumbuh 18,77 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 3,44 triliun.
Laba bersih yang dihimpun Rp 261 miliar atau tumbuh 6,04 persen (yoy).
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo menyatakan, NPF pihaknya cukup baik di angka 3,29 persen.
BNI Syariah pada kuartal ketiga 2017 mencatat laba bersih Rp 246 miliar atau naik 14,6 persen jika dibandingkan dengan September 2016 yang mencapai Rp 215 miliar.
Pertumbuhan laba tersebut, antara lain, ditopang ekspansi pembiayaan dan kontribusi komposisi rasio dana murah serta efisiensi operasional.
’’NPF sampai akhir tahun lebih ditekan dengan menyalurkan pembiayaan yang selektif,’’ tuturnya. (rin/c14/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Langkah WOM Finance Hindari Kredit Bermasalah
Redaktur & Reporter : Ragil