jpnn.com, BOGOR - Badan Standarisasi Nasional (BSN) mendukung standardisasi energi terbarukan dari biorefineri yang berbasis pada biomasa non-pati. Dengan penetapan standardisasi mulai proses terkecil hingga produk yang dihasilkan, akan menjamin mutu dan kualitas energi terbarukan.
Menurut Kepala BSN Prof Bambang Prasetya, saat ini sumber energi fosil di Indonesia makin berkurang. Selain itu, emisi yang dihasilkan dari energi fosil cukup besar sehingga perlu ada energi alternatif, salah satunya biorefineri.
BACA JUGA: Hadiri Acara PKS, Panglima TNI Bicara soal Anak PKI di DPR
"Energi terbarukan berupa biorefineri ini bisa jadi role model untuk energi alternatif di Indonesia. BSN di sini akan menetapkan standardisasinya, bukan hanya produknya tapi dari awal proses hingga emisi yang dihasilkan," terang Bambang dalam Simposium Pentingnya Biorefineri bagi Energi Alternatif di Bogor, Rabu (27/9).
Untuk kadar emisi bahan bakar, BSN sudah menetapkan standardisasinya lewat ISO 140001. Sedangkan standardisasi untuk proses produksi biorefineri, menurut Bambang, akan lebih cepat mengadopsi dari negara luar salah satunya Jepang yang sudah maju untuk energi biomasa.
BACA JUGA: Banyak TKI Masih Merana, Pak Kiai Minta Nusron Introspeksi
"BSN bisa membuat standardisasi sendiri tanpa mengadop dari luar negeri, cuma waktunya lebih lama. Karena biorefineri ini sudah akan diproduksi oleh salah satu industri, maka kami akan mengadopsi standardisasi negara luar yang memang bagus standarnya," bebernya.
Dalam kesempatan yang sama Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Enny Sudarmonowati, standardisasi sangat diutamakan dalam proses produksi biomasa non pati. Standardisasi bahkan sudah dimulai dari hal kecil sehingga ketika akan diproduksi dalam jumlah besar tidak perlu lagi ada perubahan.
BACA JUGA: Rencana Pembangunan Nasional Model GBHN Terbentur Yuridis
"Kami selalu menerapkan standardisasi mulai manajemen prosesnya, kualitas penelitinya, bahan-bahan peneltian, hingga hasilnya harus sesuai standardidasi. Ini penting agar produk yang dihasilkan akan diakui masyarakat," tandasnya.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MPR: Survei Internal Untuk Peningkatan Pelayanan Masyarakat
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad