jpnn.com - JAKARTA - Wacana untuk melakukan akuisisi pada PT Bank Tabungan Negara (BTN) ke BUMN perbankan lainnya tampaknya semakin jelas. Hal tersebut seiring pernyataan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Dia mengaku sedang mempertimbangkan untuk membuat Bank Mandiri mengakuisisi BTN.
Dia mengatakan, isu tersebut bukan hanya rumor. Hal tersebut sekarang menjadi salah satu rencana Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas dua bank tersebut. Dalam rencana ini, BTN bakal diakuisisi menjadi salah satu anak perusahaan Bank Mandiri.
BACA JUGA: Toyota Ubah Desain Camry Agar Kompetitif di AS
"BTN menjadi anak usaha Mandiri. Jadi BTN tidak dihilangkan dan tidak dilebur. Tapi, justru diperkuat. Sekarang,masih tahap awal tapi akan dijalankan," jelasnya di Jakarta kemarin (17/4).
Untuk detil skema akuisisi, Dahlan mengaku saat ini sedang mematangkan konsep yang bagus. Namun, dia menegaskan langkah ini merupakan solusi ideal untuk memperbesar portofolio kredit BTN. Dengan modal itu, BTN bakal dimandat terus membiayai Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
BACA JUGA: Hadapi Sengketa, Semen Indonesia Gandeng Kejaksaan
"BTN punya misi atasi kekurangan perumahan rakyat. Antara perlunya rumah dan kemampuan BTN itu jauh. Indoensia masih kurang rumah 1,5 juta per tahun. Ukuran BTN sekarang tidak mampu penuhi itu. BTN harus dapat kuda besar, jangan lari kencang naik pakainya keledai," imbuhnya.
Sebenarnya, lanjut dia, saat ini masih ada dua calon BUMN perbankan yang bisa mengakuisisi BTN. Selain Bank Mandiri, masih ada Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang dipandang cukup kompeten. Namun, Mandiri dinilai lebih cocok untuk mendongkrak kinerja BTN.
BACA JUGA: Dahlan Sarankan Merpati Tiru Strategi ReIndo
"Kehebatan BTN dengan Mandiri, Indonesia bisa langsung punya bank yang melebihi bank di Malaysia. Selama ini, bank Indonesia tidak masuk dalam peta Asia Tenggara. Bank terbesar pertama Singapura, kedua Malaysia, ketiga Thailand," ungkapnya.
Saat ini, pemerintah memiliki 6014 persen saham di BTN. Untuk melepaskan saham ini, salah satu langkahnya adalah dengan melakukan penjualan langsung. Namun, untuk melakukan itu Kementerian BUMN harus mendapatkan restu dari Menteri Koordinator Perekonomian dan DPR.
Setelah itu, baru bisa selanjutnya dikeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) sebagai landasan hukum. Mengenai hal itu, Dahlan pun siap menempuh semua tahapan. "Kami tempuh seluruh proses," jelasnya.
Sebelumnya, Serikat Pekerja Bank BTN memprotes keras rencana tersebut. Ketua Umum Serikat Pekerja Bank BTN Satya Wijayantara mengaku curiga terhadap langkah yang ditempuh pemerintah. Sebab, prosesnya terjadi terlalu mendadak dan terkesan diam-diam.
"Kami tegas menolak akuisisi BTN. Prosesnya tiba-tiba, tidak transparan dan melukai rakyat. Selama ini, Bank BTN sangat membantu rakyat kecil dalam mendapatkan perumahan," ungkapnya.
Jika pemerintah masih bersikeras, dia mengaku bakal melakukan aksi unjuk rasa hingga mogok nasional. Aksi demo bakal rencananya dimulai sejak Senin pekan depan (21/04). Tujuannya, beberapa gedung lembaga negara seperti istana negara, kementerian BUMN, KPK, dan DPP Partai Demokrat. Aksi lanjutan berupa mogok baru akan dilakukan saat rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS-LB) pada 21 mei nanti.
"Sebelumnya, kami meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia serta nasabah. Kami terpaksa melakukan ini demi kepentingan nasabah juga. Demi menjaga Bank BTN agar tetap bisa menjalankan tugasnya. Membantu masyarakat kecil yang ingin memiliki rumah," terangnya. (bil)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan Tunggu PPA Presentasikan Nasib Merpati
Redaktur : Tim Redaksi