jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) sudah mengumumkan kebijakan pelonggaran likuiditas melalui giro wajib minimum (GWM) dan financing to funding ratio (FFR).
Relaksasi tersebut bakal mampu menyuntikkan tambahan likuiditas bank Rp 20 triliun.
BACA JUGA: Gagal Salurkan FLPP, BTN Bisa Garap KPR Menengah ke Atas
Namun, perbankan belum memiliki rencana mengubah rencana bisnis bank (RBB) terkait penyaluran kredit
Perbankan masih menunggu aturan teknis dan sosialisasi mengenai aturan tersebut.
BACA JUGA: Presiden Bagi-bagi Sertifikat Tanah, Pertumbuhan Kredit Naik
Bank pun belum merencanakan peningkatan pertumbuhan kredit yang signifikan kendati BI telah melonggarkan kebijakan moneternya.
”Berdasarkan asumsi yang kami lakukan, tidak ada perubahan signifikan terhadap RBB,” ujar Direktur PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Iman Nugroho Soeko akhir pekan kemarin.
BACA JUGA: Gara-Gara Salah Persepsi, BTN Tak Bisa Salurkan KPR FLPP
BTN menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini sebesar 24 persen.
Tahun lalu, hingga kuartal ketiga, capaian pertumbuhan kredit BTN sebesar 19,95 persen.
Menurut Iman, likuiditas tahun ini mencukupi untuk pertumbuhan kredit di atas 20 persen.
Dengan pelonggaran kebijakan likuditas, ada peningkatan kemampuan bagi bank untuk menyalurkan kredit. Namun, BTN belum memutuskan target baru. (rin/c10/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gandeng Pengadilan, BTN Luncurkan Aplikasi e-Panjar
Redaktur & Reporter : Ragil