Presiden Bagi-bagi Sertifikat Tanah, Pertumbuhan Kredit Naik

Kamis, 11 Januari 2018 – 09:17 WIB
Para penerima sertifikat tanah program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Lapangan Simpang Lima, beberapa waktu lalu. Foto: NUR CHAMIM/JAWA POS RADAR SEMARANG

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pertanahan Nasional berhasil mencapai target menerbitkan lima juta sertifikat tanah selama 2017.

Kesuksesan itu membuat kementerian Agraria dan Tata Ruang optimistis sertifikasi lahan bisa selesai lebih cepat dari target yang ditetapkan. Sehingga, seluruh lahan di Indonesia ke depan statusnya akan benar-benar jelas.

BACA JUGA: Jokowi Yakin 2018 BPN Bisa Terbitkan 7 Juta Sertifikat Tanah

’’Dari 126 (juta bidang), sudah 51 juta bidang yang sudah bersertifikat dan tedaftar,’’ terang Menteri ATR sekaligus Kepala BPN Sofyan Djalil saat pembukaan Rakernas Kementerian ATR/BPN di Jakarta Rabu (10/1).

Selama 2017, BPN menyelesaikan sertifikasi terhadap 5.262.162 bidang lahan. Namun, hanya 4,2 juta sertifikat yang bisa dikeluarkan.

BACA JUGA: Jokowi Datang, Warga Rote Senang, Sertifikat Tanah di Tangan

Selebihnya belum bisa dikeluarkan karena beberapa hal. Salah satunya pemilik lahan tidak berada di tempat.

Selain menyelesaikan sertifikasi lahan, BPN juga menuntaskan 2.168 kasus sengketa lahan. ’’Sengketa tanah tidak banyak, tapi ini yang sangat menjadi perhatian publik,’’ lanjutnya.

BACA JUGA: Sertifikat Tanah Gratis dari Jokowi Itu Kini Disekolahkan

BPN menggunakan metode Pendaftaran Tanah Sistematik lengkap (PTSL). Setiap bidang tanah dipetakan sehingga tidak ada lagi ruang sengketa.

Melalui sistem tersebut, kini BPN memiliki data tanah lengkap dengan ukuran skala lebih besar, sampai 1:1.000.

Selain itu, PTSL juga membantu menyelesaikan persoalan administrasi di kota maupun desa melalui pemetaan.

Kemudian, bila ke depan pemerintah memerlukan pengadaan lahan, tidak lagi kerepotan seperti sebelumnya karena tanah yang akan dibebaskan sudah teridentifikasi.

Dampak peningkatan sertifikasi itu, pertumbuhan kredit juga ikut terkerek. Tanah yang digunakan sebagai jaminan kredit nilainya mencapai Rp 917 triliun.

Meningkat dari 2016 yang senilai Rp 700 triliun. Di luar itu, Sofyan juga mengklaim pelayanan di BPN sudah semakin baik.

Dengan capaian tersebut, Sofyan mengaku optimistis bisa lebih cepat menyelesaikan target tujuh juta sertifikat tahun ini. ’’Ini InsyaAllah akan lebih mudah dicapai,’’ janjinya.

Sebab, dengan anggaran sertifikasi tahun lalu yang baru cair pada Juli, pihaknya mampu menuntaskan lima juta sertifikat.

Selanjutnya, pada 2019 pihaknya ditargetkan 9 juta lahan, lalu setelahnya BPN mencanangkan minimal 10 juta lahan per tahun.

Kalau ingin dipercepat, maka angka itu bisa diperbanyak. ’’InsyaAllah mungkin 2023 semua tanah bisa terdaftar dan jika mungkin bersertifikat,’’ tambahnya.

Menanggapi hal tersebut, Presiden mengungkapkan apresiasinya. ’’Biasanya yang nawar saya, ini tadi yang nawar pak menteri. 2023 akan rampung. Saya catat,’’ ujar Jokowi.

Sebelumnya, dia menargetkan sertifikasi lahan selesai seluruhnya pada 2025. Dengan janji tersebut, artinya pekerjaan akan tuntas lebih cepat.

Menurut Presiden, percepatan target itu realistis. Sebanyak 75 juta sertifikat selesai dalam enam tahun ke depan.

’’Kalau kita bekerja target itu dilakukan bener-bener, bukan sesuatu yang sulit,’’ lanjutnya. Optimisme BPN menunjukkan bahwa sertifikasi lahan memang bisa cepat dilakukan.

Presiden menambahkan, BPN masih memiliki tugas lainnya, seperti reformasi agraria dan memastikan pembebasan lahan berlangsung mulus.

Mengingat, payung hukum pembebasan lahan untuk kepentingan umum sudah tersedia. ’’Tinggal kecepatan di lapangan, eksekusi di lapangan,’’ tambahnya. (byu)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Usahakan 80 Juta Sertifikat Tanah Diberikan pada 2025


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler