jpnn.com - SURABAYA – Perluasan layanan bank tanpa kantor semakin digenjot oleh bank-bank yang telah mendapatkan lisensi sebagai penyalur agen dari otoritas.
Agen-agen tersebut diharapkan mampu mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dan menambah efisiensi operasional bank.
BACA JUGA: Investor Kecil Minati Sukuk Tabungan
Sejak meluncurkan produk layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (laku pandai) BTPN Wow! pada Maret 2015, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) kini memiliki 37 ribu agen.
’’Jumlah nasabahnya mencapai 800 ribuan. Itu tersebar di berbagai provinsi, terutama di Jawa dan Sumatra,’’ kata Direktur Keuangan PT BTPN Tbk Arief Harris Tandjung kemarin (5/9).
BACA JUGA: Deklarasi Aset Tembus Rp 11,38 Triliun
Mayoritas agen laku pandai BTPN berada di Jawa Barat. Dia melihat Jawa Timur sebagai provinsi yang berpotensi bagi agen laku pandai. BTPN pun akan terus menyasar dan melakukan penetrasi pasar agen laku pandai di berbagai daerah.
Menurut Arief, minat masyarakat untuk menabung dan bertransaksi lewat e-channel BTPN terus meningkat.
BACA JUGA: The Fed Naikkan Suku Bunga, Waspadai Pembalikan Modal
Masyarakat membutuhkan layanan dengan teknologi yang tinggi sehingga kebutuhan transaksi di daerah yang kurang terjangkau kantor bank tetap bisa dilakukan. BTPN pun terus berekspansi untuk menjangkau masyarakat di daerah.
BTPN telah menanamkan investasi yang cukup besar untuk pengembangan infrastruktur layanan digital dan laku pandai. Pada semester I tahun ini, BTPN mengalokasikan dana Rp 195 miliar untuk pengembangan teknologi.
Jumlah tersebut naik 359 persen dari alokasi investasi pada periode yang sama tahun lalu.
Pada semester I 2015, investasi BTPN hanya Rp 184 miliar. Tingginya investasi yang khusus dilakukan untuk layanan digital dan laku pandai itu menunjukkan komitmen BTPN untuk memenangi pasar agen laku pandai.
’’Soal ini, selain investasi, kami tentu terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Mereka harus tahu bahwa ada kemudahan bertransaksi. Ada juga keuntungan atau fee bagi yang ingin menjadi agen,’’ jelas Arief.
Hingga akhir 2016, BTPN menargetkan 100 ribu agen laku pandai dengan jumlah nasabah yang mencapai 2 juta orang. Target tersebut memang cukup tinggi. Namun, yang terpenting bagi Arief sebenarnya bukan jumlah agen atau fee based income dari transaksi, namun soal kesadaran dan literasi masyarakat terhadap produk perbankan itu sendiri.
’’Kami mendukung upaya pemerintah untuk memperluas nasabah di segmen ini dan membantu transaksi perbankan masyarakat,’’ tuturnya. (rin/c5/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadapi Long Weekend, KAI Operasikan 10 KA Tambahan
Redaktur : Tim Redaksi