Bu Guru Honorer K2 Ingat Perjuangan 9 Tahun Silam, Curiga Ada Permainan Data

Senin, 16 September 2019 – 12:22 WIB
Massa honorer K2 menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Selasa (30/10). Foto: Ricardo/ JPNN.com

jpnn.com - Kisah perih guru honorer K2 seolah tidak pernah habis. Meski digaji rendah, mereka tetap bertahan dengan harapan akan diangkat PNS.

Mesya M, Jakarta

BACA JUGA: Honorer K2 Pimpinan Bhimma Siapkan Langkah Pamungkas demi Status PNS

GURU Makkullau, bukan tenaga pendidik biasa. Dia lulusan Master Pendidikan terbaik dari Universitas Mulawarman.

Dilihat dari prestasinya sangat aneh bila Makkullau masih jadi guru honorer K2. Dia menghabiskan masa mudanya menjadi guru honorer di salah satu SD negeri Kalimantan Timur.

BACA JUGA: Informasi Terbaru untuk Honorer K2 soal Rekrutmen PPPK Tahap II

"Saya jadi guru honorer K2 usia 27 tahun. Sekarang usia saya 45 tahun, berarti sudah 18 tahun jadi tenaga honorer," kata Guru Makkullau kepada JPNN.com, Senin (16/9).

Dia menceritakan, perjuangannya mendapatkan status PNS. Sudah beberapa kali dia ikut demo. Baik di daerah maupun pusat. Setiap kali demo, tidak sedikit uang pribadinya yang dikeluarkan.

BACA JUGA: Menurut Bhimma, Aneh jika Honorer K2 Sudah Lulus PPPK Pengin jadi PNS

Ini lantaran sebagai koordinator wilayah Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) dia tidak tega membebani anggotanya.

Beruntung Guru Makkullau memiliki suami mapan. Dia juga menjalankan bisnis online. Jualan baju serta perhiasan untuk menambah pendapatan.

"Kalau cuma andalkan honor bulanan enggak cukuplah. Makanya saya bisnis apa saja. Selain itu sebagian pendapatan ini saya pakai untuk perjuangan," tuturnya.

Dia terkenang saat 2010, bersama pengurus PHK2I Kaltim ke Jakarta menemui Tumpak Hutabarat yang saat itu Kepala Biro Humas BKN (Badan Kepegawaian Negara). Mereka menanyakan kenapa daerah lain ada pengangkatan honorer K2 menjadi PNS tapi Kaltim tidak ada.

Saat itu diinformasikan honorer K2 Kaltim bisa asal masuk database. Pada 2013, 1137 honorer K2 ikut tes CPNS. Namun, karena passing grade terlalu tinggi, 537 orang tidak lulus sisa termasuk Makkullau.

"2012 kami berangkat antar data ke Menpan-RB didampingi Sekretaris BKD Akhmad Dayat Hidatullah dan Komisi IV DPRD Sarwono. Mereka mendampingi saya dan Atira mengantar database ke Menpan-RB dengan biaya sendiri. Tidur di Kebon Kacang 5 (kawasan di sekitar Jakarta Pusat, red) yang murah agar bisa makan," kenangnya.

"Data diterima, kami berdua yang antar data malah tidak lulus karena data kami dilaporkan sudah PNS. Dari data dapodik sekolah, saya lapor ke pegawai Kemendikbud. Katanya data saya dari sekolah. Mereka hanya meng-input jadi kalau mau perbaiki dari sekolah," sambungnya.

Dia menambahkan, banyak keanehan yang terjadi dalam tahapan proses perjuangan mendapatkan status PNS. Dia merasa ada "permainan" data sehingga dia bersama rekan-rekannya yang berhak justru gagal jadi PNS.

"Kan aneh, masa saya masih guru honorer tapi katanya masuk dapodik sebagai guru PNS. Lah kok bisa gitu?. Akhirnya kan yang rugi saya dan teman-teman lainnya," ucapnya.

Gagal PNS, Makkullau tidak putus asa. Dia dan rekan-rekannya berjuang kembali pada 2015 sampai akhirnya demo besar-besaran di Istana. Sayangnya, perjuangan mendapatkan status PNS tidak berhasil. Yang didapat hanya PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja).

"Jadi honorer usia 27 tahun, tapi di usia 45 tahun malah digiring jadi PPPK. Sedihnya hati ini," keluhnya.

Dia lantas memertanyakan ke mana hati nurani para pejabat yang mengeluarkan kebijakan. Pada 2015 pernah terlontar janji di depan honorer K2 bahwa mereka akan dijadikan PNS. Namun, tiba-tiba kebahagiaan itu dirampas dan digantikan dengan kebijakan PPPK.

"15 September 2015 kenangan yang tidak terlupakan. Kami demo besar-besaran dan hasilnya dijanjikan diangkat PNS tapi kemudian seperti tangan dibalik semua berubah dalam sekejap. Kami harus berjuang lagi untuk mendapatkan regulasi pengangkatan kami jadi PNS," tutupnya. (esy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler