jpnn.com, JAKARTA - Kejaksaan Agung (Kejagung) menahan Jaksa Pinangki Sirna Malasari yang telah menyandang status tersangka korupsi. Jaksa berwajah cantik itu diduga menerima suap terkait kasus Djoko S Tjandra.
Koordinator Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman mengaku prihatin dengan kasus itu. Menurutnya, jaksa yang seharusnya menjadi teladan dalam pemberantasan korupsi malah menyandang status tersangka rasuah dan ditahan.
BACA JUGA: Jaksa Cantik Jadi Tersangka Korupsi Gegara Kasus Djoko Tjandra, Langsung Ditahan
"Atas upaya Kejagung yang telah menahan oknum Jaksa Pinangki, MAKI menyatakan prihatin," kata Boyamin, Rabu (12/8).
Boyamin menegaskan, seharusnya tidak ada jaksa yang harus dijadikan tersangka dan ditahan lembaga Kejagung. Sebab, ujar dia, idealnya justru jaksa yang memberantas korupsi.
BACA JUGA: IPW Soroti Jabatan Baru Suami Jaksa Pinangki, Menohok Buat Polri
"Jadi, terus terang dengan keadaan seperti ini, kami mewakili seluruh rakyat Indonesia sangat bersedih dan sangat tidak gembira, ternyata sesuatu yang diharapkan idealnya jaksa memberantas korupsi, tetapi ternyata masih jauh dari angan-angan," paparnya.
Meski demikian, MAKI memberikan apresiasi atas langkah tegas Kejagung meskipun terlambat dibandingkan dengan di Polri. Sebab, Polri telah lebih dahulu menetapkan tersangka terkait pelarian Djoko S Tjandra dan menahannya.
BACA JUGA: Ini Foto-Foto Jaksa Cantik Pinangki Sirna dengan Djoko Tjandra dan Anita Kolopaking
"Di Polri cepat dilakukan. Kalau Kejagung seperti tampak harus didorong-dorong melakukan langkah tegas seperti ini," katanya.
Namun, Boyamin mengharapkan Kejagung melakukan langkah lebih jauh. Pegiat anti-korupsi itu meminta Kejagung juga menjerat pemberi suap kepada Jaksa Pinangki.
"Kejagung harus mengembangkan ini dan menetapkan tersangka pihak yang diduga terlibat yang memberikan dana atau janii kepada oknum Jaksa Pinangki," ujarnya.
Lebih lanjut Boyamin berharap proses penindakan dalam kasus itu tidak hanya panas di awal, tetapi lama-lama melempem. "Seakan-akan rakyat melupakan dan pemerintahannya tidak peduli lagi," paparnya.(boy/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Boy