Bu Khofifah Sudah Beri Peringatan, Warga Jatim Harus Waspada

Kamis, 29 Oktober 2020 – 22:29 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Foto: Aristo Setiawan/jpnn

jpnn.com, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkap ada 22 kabupaten/kota di wilayahnya yang berstatus rawan bencana hidrometeorologi.

Bu Khofifah pun meminta masyarakatnya mewaspadai ancaman bencana seperti banjir dan tanah longsor, menjelang puncak musim hujan pada November 2020 hingga Maret 2021.

BACA JUGA: Bu Khofifah Mengajukan Permintaan Serius ke Para PNS

"Sedikitnya, terdapat 22 kabupaten/kota yang berstatus rawan bencana hidrometeorologi," ujarnya ketika dikonfirmasi dari Surabaya, Kamis (29/10).

Dari 22 daerah itu, kawasan rawan banjir umumnya didominasi oleh luapan sungai di sekitarnya, seperti Sungai Bengawan Solo yang luapannya bisa membanjiri wilayah Bojonegoro, Magetan, Madiun, Lamongan, Gresik, Ngawi, dan Tuban.

BACA JUGA: Bu Khofifah Bentuk Tim Khusus Telaah UU Cipta Kerja

Kemudian potensi banjir akibat luapan sungai Berantas, yakni Malang Raya, Kediri, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Probolinggo, Surabaya, Bondowoso, Lumajang, Banyuwangi, dan Jember.

Sedangkan di Pasuruan, banjir berpotensi diakibatkan oleh luapan sungai Welang.

BACA JUGA: Bu Khofifah Punya Pengumuman Luar Biasa soal COVID-19 di Jawa Timur

Demikian juga di Madura, beberapa daerah biasa terdampak luapan Sungai Kemuning.

Bencana hidrometeorologi yang lain adalah longsor, yakni harus diwaspadai wilayah Jombang, Ponorogo, Kediri, Banyuwangi, Jember, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Malang, Batu, dan Pacitan.

"Daerah tersebut terdapat pegunungan dan bukit yang berpotensi longsor saat musim hujan," ucap Khofifah.

Sementara itu, beberapa waktu lalu orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut sudah meminta instansi bidang kebencanaan masing-masing BMKG, BPBD, Dishub, PU Cipta Karya, Binamarga, dan Dinas Sosial untuk mendetailkan mitigasi menyusul adanya potensi bencana akibat La Nina.

Dia mengemukakan seluruh instansi terkait kebencanaan harus melakukan antisipasi bersama yang harus segera dibuat item yang lebih terukur, mulai dari hulu hingga hilir.

Bu Khofifah juga menginstruksikan kepada jajarannya untuk segera memitigasi secara detail dari hulu hingga hilir dengan mulai menghitung seluruh potensi dampak yang ditimbulkan terhadap sektor sosial, ekonomi dan kehidupan masyarakat, baik tempat evakuasi, dampak sosial dan ekonomi, seperti pertanian, perkebunan, perikanan dan sebagainya.

"Kalau bisa mendetailkan koordinasi secara operasional akan bagus dalam melangkah menangani kesiapsiagaan bencana. Kami tidak ingin terlambat merespons adanya fenomena La Nina," katanya. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler