Bu Mega Beber Alasan Pakai Istilah Petugas Partai, Bakal Tetap Dicaci?

Kamis, 27 Juli 2023 – 08:22 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpidato pada peresmian Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar di Surabaya, Rabu (26/7). Foto: Humas DPP PDIP

jpnn.com, SURABAYA - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengaku kerap menjadi sasaran perundungan atau bullying gara-gara istilah ‘petugas partai’ yang disematkan kepada kader-kader parpolnya.

Namun, Presiden Kelima RI itu tetap bergeming dengan mempertahankan istilah itu.

BACA JUGA: Guyon Megawati soal Kungfu Bu Mega: Memukul Dulu, Kalau Tidak Ada Reaksi, Cekik

“Saya saja di-bully enggak boleh omong petugas partai. Lho, orang partai kita memang (aturannya) begitu. Kok yang lain ikut mau nimbrung-nimbrung, intervensi?” ujar Megawati saat menyampaikan kata sambutan pada peresmian Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar di Surabaya, Rabu (26/7).

Menurut Megawati, sah-sah saja bagi partai lain yang mau mengikuti PDIP menggunakan istilah petugas partai.

BACA JUGA: Jokowi, Petugas Partai yang Melantik Ketua Umum PDIP Megawati

“Ya kalau kamu mau ikut kami, ikut aja,” imbuhnya.

Putri Proklamator RI Bung Karno itu menilai pihak yang mencerca istilah ‘petugas partai’ tidak mengerti substansi parpol dan sistem politik di Indonesia.

BACA JUGA: Ikhtiar Bu Mega Memperbanyak Kebun Raya: Kerap Gotong Royong dan Nirlaba

Megawati menjelaskan parpol memiliki kedaulatan menugaskan kadernya.

Oleh karena itu, Megawati menegaskan jika istilah ‘petugas partai’ mau dilarang, semestinya dibuat aturannya. Menurut dia, negara bisa membuat aturan untuk menyeragamkan istilah tertentu bagi kader parpol.

“Ya, sudah saja, kita satu arah, semua sama, enggak boleh ada kader, enggak boleh ada petugas. Jadi, ada aturan pemerintah Republik Indonesia mesti begini (sebutan untuk kader parpol, red),” ujar Megawati.

Penerima gelar profesor kehormatan dari Universitas Pertahanan itu menuturkan undang-undang mengatur bahwa capres diusung oleh parpol atau gabungan parpol.

Dengan demikian, sah-sah saja kader parpol yang diusung menjadi capres disebut sebagai petugas partai.

“Wong itu jelas lo. Kok terus saya yang di-bully, bahwa enggak boleh kader itu (disebut) petugas partai. Lo, saya bilang Pak Jokowi petugas partai, ayo mau di-bully lagi?” ucapnya.(ast/jpnn.com)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cerita Bu Mega soal Kandasnya Cita-cita, Tanpa Gelar Sarjana Jadi Kolektor Honoris Causa


Redaktur : Antoni
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler