Bu Mega dan Pak Jokowi Bertemu Berdua, Ada Omongan soal Pemilu

Sabtu, 08 Oktober 2022 – 17:25 WIB
Sangat Akrab. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo berbicara khusus selama dua jam di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat. Bahas Pemilu 2024, hingga krisis ekonomi dunia, dan pangan. Foto: DPP PDIP.

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat.

Kedua pemimpin itu bertemu dan melakukan diskusi mendalam mengenai berbagai persoalan bangsa selama kurang lebih dua jam.

BACA JUGA: Beri Kuliah Umum di Seskoal, Megawati Bicara Pancasila, Geopolitik, hingga Pelurusan Sejarah

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan dalam diskusi mendalam antara Bu Mega dan Pak Jokowi itu dibahas soal langkah-langkah penting menghadapi krisis ekonomi dunia, dan pangan.

Menurut Hasto, Bu Mega memang sangat menaruh perhatian terhadap krisis ekonomi dan pangan. Pada pertemuan itu, katanya, Bu Mega membagi pengalaman lengkap dalam menuntaskan krisis multidimensional.

BACA JUGA: Masyarakat di Berbagai Daerah Sudah Merasakan BLT Jokowi, Hamdalah

Saat Bu Mega menjabat Presiden Kelima RI, ujar Hasto, seluruh jajaran Kabinet Gotong Royong benar-benar fokus dan terpimpin, sehingga pada 2004 Indonesia bisa keluar dari krisis. Lalu bagaimana respons Pak Jokowi?

“Pak Jokowi pun menegaskan keseriusan pemerintah, termasuk bagaimana para menteri harus fokus menangani berbagai tantangan perekonomian, krisis pangan-energi, dan tekanan internasional akibat pertarungan geopolitik,” katanya di Jakarta, Sabtu (8/10).

BACA JUGA: Pertemuan Airlangga-Puan Membuka Jalan Lebar Koalisi Golkar dan PDIP di Pilpres 2024

Tidak hanya soal krisis ekonomi dan pangan, Hasto mengakui bahwa pertemuan kedua pemimpin itu juga membahas masalah politik, termasuk Pemilihan Umum atau Pemilu 2024.

“Hal-hal terkait agenda Pemilu 2024 juga tidak luput dari pembahasan agar Pemilu 2024 benar-benar menjadi momentum kebangkitan Indonesia raya dan sekaligus ada kesinambungan kepemimpinan sejak Bung Karno, Bu Mega, Pak Jokowi hingga kepemimpinan nasional ke depan,” ungkap Hasto.

Lebih lanjut Hasto menuturkan bahwa dalam sebuah kebiasaan pemimpin yang benar-benar berjuang demi masa depan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia, perlu suatu tradisi menyepi dan berkontemplasi.

Menurut Hasto, hal itu guna membahas secara jernih terhadap arah masa depan bangsa dan negara.

Hal itulah yang secara periodik dilakukan oleh Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Jokowi.

Politikus asal Yogyakarta itu menambahkan dalam pertemuan yang berlangsung selama dua jam itu, Bu Mega juga menyiapkan secara khusus makanan tradisional untuk Presiden Jokowi, seperti jagung, kacang Bogor, pisang rebus, talas, dan juga nasi uduk.

“Dari makanan untuk menjamu Presiden Jokowi sendiri, penuh dengan semangat kerakyatan,” ungkap doktor ilmu pertahanan jebolan Universitas Pertahanan (Unhan) itu.

Hasto menuturkan Bu Mega sejak Maret 2020 telah menginstruksikan kader PDIP di seluruh Indonesia menanam 10 tanaman pendamping beras, seperti pisang, jagung, talas, kacang-kacangan, ketela, sukun, sorgum, porang, dan lain-lain.

“Apa yang dicanangkan Bu Mega sejak 2,5 tahun lalu kini terbukti, dunia menghadapi krisis pangan. Karena itulah, Bu Mega menghidangkan makanan pendamping beras secara khusus ke Pak Jokowi agar Indonesia benar-benar berdaulat di bidang pangan,” ungkap Hasto. (boy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler