Beri Kuliah Umum di Seskoal, Megawati Bicara Pancasila, Geopolitik, hingga Pelurusan Sejarah

Selasa, 04 Oktober 2022 – 19:40 WIB
Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri di Seskoal, Jakarta, Selasa (4/10). Megawati hadir didampingi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberi kuliah umum. Foto: DPP PDIP.

jpnn.com - JAKARTA - Presiden Kelima RI Prof. Dr (HC). Megawati Soekarnoputri menyampaikan pesan penting kepada prajurit TNI saat memberikan kuliah umum di Seskoal, Jakarta Selatan, Selasa (4/10). 

Putri Proklamator Kemerdekaan RI Soekarno itu meminta para prajurit TNI memahami dan memegang teguh Pancasila, serta cara pandang geopolitik dalam menjalankan tugas serta darma baktinya. 

BACA JUGA: Hasto Yakin Pemikiran Geopolitik Soekarno Bisa Selesaikan Masalah Global

Menurut Megawati, memahami Pancasila berarti mengetahui sejarah bangsa dan negara Indonesia. Cara pandang geopolitik berarti memahami kondisi serta posisi diri sendiri serta keadaan sekelilingnya.

“Saya menjelaskan hubungan Pancasila dengan geopolitik, itulah pesan utamanya. Mereka perwira ini yang akan menjadi bagian dari bangsa kita, yang akan menjadi bagian pertahanan keamanan republik ini,” kata Megawati menjawab wartawan seusai memberi kuliah umum di Seskoal.  

BACA JUGA: Beri Kuliah Umum di Seskoal, Megawati Disambut KSAL Yudo dan Jajaran Perwira TNI AL

“Lalu, kalau tidak mengerti sebenarnya sejarah Pancasila dan ilmu geopolitik dalam pelaksanaan sebagai matra di pergolakan dunia ini, saya kurang tahu akan jadi seperti apa,” tambahnya.

Saat sesi kuliah umum, Megawati banyak menjelaskan soal sejarah Pancasila dan perjuangan kemerdekaan RI. 

BACA JUGA: Gus Jazil Bahas Geopolitik Indonesia Hadapi Rivalitas AS & Tiongkok dan Perang Rusia-Ukraina

Banyak kisah yang disampaikan Megawati yang tak muncul di berbagai literatur serta buku sejarah yang dipelajari di sekolah. 

Salah satunya adalah mengenai Serangan Umum 1 Maret 1949. 

Megawati berbicara mengenai pengalamannya berdialog dengan Almarhum Sultan Hamengkubuwono IX mengenai hal tersebut.

Megawati mengakui sejarah mengenai Pancasila saja banyak dibelokkan, khususnya di masa pemerintahan Orde Baru. 

Oleh karena itu, tegas dia, pelurusan sejarah perlu. 

Dia mendorong Pancasila benar-benar bisa dipahami sesuai yang aslinya.

“Sejarah bisa menjadi sebuah proyeksi ke tengah dan ke depan. Dengan demikian pelurusan sejarah itu perlu, terutama untuk generasi muda,” kata Megawati.

Untuk mempertegas pentingnya sejarah yang lurus dan benar, Megawati menceritakan kejadian saat Bung Karno mengunjungi Museum Sejarah Perjuangan Nasional Meksiko. 

Saat itu, Bung Karno meminta delegasi dari Indonesia memperhatikan kata-kata yang indah dan bermakna di museum itu. 

“Kita meninggalkan museum, tetapi tidak meninggalkan sejarah. Sebab sejarah terus berjalan maju dalam pergerakan sejarah bangsa menjadi bangsa besar dan hebat,” ungkap Megawati membacakan kata-kata di museum itu.

Lebih lanjut, Megawati menyatakan bahwa dengan pemahaman terhadap Pancasila mengajarkan pentingnya kepemimpinan Indonesia agar dunia bebas dari berbagai bentuk penjajahan. 

Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri di Seskoal, Jakarta, Selasa (4/10). Megawati hadir didampingi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberi kuliah umum. Foto: DPP PDIP.

Menurut Megawati, supaya tujuan itu tercapai, Indonesia harus membangun kekuatan pertahanannya atas cara pandang geopolitik. 

Dalam cara pandang geopolitik, lanjut Megawati, harus memiliki pemahaman konstelasi geografis, budaya, adat istiadat, sejarah, iklim, cara hidup bangsa, maupun tentang cara bagaimana suatu bangsa bertahan. 

Dia juga mengatakan perlu dipahami bagaimana Pancasila dalam konteks geopolitik, dengan tujuan mewujudkan dunia yang bebas dari berbagai belenggu penjajahan. 

Berbicara geopolitik, Megawati mengajak para perwira siswa Seskoal untuk mempelajari sejarah mengenai Indonesia era Soekarno yang membantu kemerdekaan sejumlah negara seperti Aljazair. 

Kemudian, bagaimana lewat Konferensi Asia Afrika tahun 1950-an, Indonesia menjadikan Aljazair menjadi salah satu delegasi di dalam konferensi tersebut.

Megawati juga mengajak para siswa mempelajari peran dan kepentingan Indonesia saat membela Mesir dalam hal Terusan Suez. 

Lalu, dia juga membahas panjang mengenai konflik Rusia-Ukraina, dan kaitannya dengan NATO dan negara-negara di Eropa. 

Dia membahas banyak soal Presiden Rusia Vladimir Putin, hingga persoalan Inggris pascamangkatnya Ratu Elizabeth II. 

Lalu, Megawati juga membahas soal India yang jumlah penduduknya diprediksi akan segera melewati jumlah penduduk China, dan kebutuhannya akan pangan. 

Menurut Megawati, kondisi geopolitik yang perlu diperhatikan juga adalah sesuai pernyataan Presiden Jokowi bahwa berdasarkan masukan dari PBB, akan ada 60-an negara yang akan failed atau tak berhasil.

Dia mendorong agar para perwira yang menimba ilmu di Seskoal benar-benar menempa diri agar memiliki kualitas pemimpin.

“Saya bilang, dari pengalaman saya, kepangkatan bisa dicari. Yang susah jadi leader, pemimpin. Sulit dicari pemimpin yang bisa membawa kapal ke arah tujuan. Kalau tujuan ke sana, apa yang akan terjadi, bagaimana kalau ada badai, bagaimana kalau ada musuh. Leader adalah bisa melihat dan membawa bahwa kita harus tiba ke sana ke tujuan kita,” kata Megawati. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler