jpnn.com, JAKARTA TIMUR - Seorang ibu bernama Minah (42), sempat panik karena anaknya seorang pelajar berinisial AN (16) tiga hari tidak pulang ke rumah.
Mayoritas orang tua yang anaknya diamankan polisi juga tidak tahu jika anak mereka ikut aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di Jakarta.
BACA JUGA: Warga Banyumas Turun ke Jalan, Tetapi Bukan Menolak UU Cipta Kerja
Para pelajar ini diamankan polisi saat akan mengikuti Aksi 1310 di Istana Merdeka.
"Itu anak enggak bilang apa-apa sama saya. Cuma pengin main aja katanya. Saya enggak tahu kalau ternyata ikut demo," Minah saat menjemput anaknya di Kantor Polsek Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu siang (14/10).
BACA JUGA: Pembelaan KPAI untuk Pelajar Ikut Demo Tolak Omnibus Law Cipta Kerja
Warga Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, itu mendatangi Polsek Pulogadung di Jalan Pemuda Nomor 17 Jakarta Timur untuk menjemput AN.
Sekitar pukul 11.30 WIB, Kapolsek Pulogadung Kompol Beddy Suwendy memutuskan untuk memulangkan AN bersama 41 demonstran remaja kepada orang tua mereka setelah proses pendataan 1x24 jam di kantor polisi.
BACA JUGA: Pesan Jenderal Gatot Nurmantyo untuk Rakyat Indonesia, Aktivis KAMI Bukan Karbitan!
Minah yang sebelumnya sempat panik baru tahu anaknya ikut demo di Jakarta, setelah ada pemberitahuan dari polisi bahwa putranya ditangkap di Simpang Tugas, Jalan Pemuda, Rawamangun, pada Selasa (13/10) pagi.
AN diamankan bersama belasan rekannya dari Bekasi, setelah diadang polisi saat akan menuju Monas untuk bergabung dengan massa penolakan UU Cipta Kerja.
"Pas dikasih tahu begitu, saya kesal juga. Sempat takut dia kenapa-napa," ucap Minah.
AN dipertemukan petugas dengan Minah di pelataran parkir Polsek Pulogadung. Suasananya sempat haru karena keduanya menangis dan saling berpelukan.
AN bahkan bersimpuh di kaki Minah seraya meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi aksinya itu.
orang tua lainnya, Simbolon (45) juga datang ke Polsek Pologadung untuk menjemput putranya inisial FS.
Pelajar SMK itu pergi begitu saja dari rumahnya di kawasan Rawalumbu, Kota Bekasi, tanpa memberitahu orang tuanya. FS pun sempat dimarahi Simbolon atas ulahnya ikut demo.
Namun, kemarahan itu reda setelah polisi meminta seluruh orang tua dan anaknya saling memaafkan.
"Silakan kalian ingat jasa orang tua kalian selama ini. Bagaimana kalian bisa tumbuh besar sampai sekarang dan bisa bersekolah. Peluk mereka, minta maaf pada mereka," ucap Kapolsek melalui pengeras suara.
Data Polsek Pulogadung mencatat ada 41 demonstran remaja terjaring aparat di posko penyekatan Jalan Bekasi Timur Raya hingga Jalan Pemuda, Rawamangun.
Sebanyak 13 orang dari mereka merupakan pelajar SMP, 9 pelajar SMA, 1 pelajar SD, 2 orang santri, sedangkan sisanya adalah anak putus sekolah. Mereka berasal dari Kota dan Kabupaten Bekasi dan sebagian dari Duren Sawit Jakarta Timur.
Kompol Beddy bahkan menyebut ada satu dari pelajar yang reaktif Covid-19 dan sudah diantar ke Wisma Atlet untuk penanganan lebih lanjut.(antara/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam