jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VI DPR, Heri Gunawan, mengingatkan pemerintah berhati-hati dengan rencana pembelian kembali (buyback) saham perusahaan BUMN guna mengantisipasi anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Ini disampaikan Heri, menyikapi rencana Menteri BUMN Rini Soemarno, yang telah menyiapkan anggaran Rp10 triliun untuk buyback saham BUMN, karena kondisi pasar saham yang kian mengkhawatirkan. Diketahui, IHSG terjungkal hingga 3,97 persen ke level 4.163,73.
BACA JUGA: Tiga Kali Mangkir, Kejagung Jemput Paksa Direktur Victoria Securities
"Saya menilai bahwa aksi buyback saham BUMN itu belum tentu diikuti oleh emiten-emiten swasta. Bahkan, kemungkinan, tidak semua BUMN akan melakukan aksi buyback tersebut karena berbagai faktor seperti soal harga, sumber pendanaan yang belum clear, dan sebagainya," kata Heri di gedung DPR Jakarta, Rabu (26/8).
Selanjutnya, kata Heri, seperti pengalaman yang lalu, aksi bayback justru memberi hasil yang bertolak belakang. Bukannya stabil, harga saham justru bisa lebih anjlok.
BACA JUGA: Mesra dan Merangkul Rini, Xanana Gusmao juga Idola Pegawai Istana
"Karenanya, BUMN-BUMN harus lebih berhati-hati. Hitung untung-ruginya dengan lebih cermat, terutama terkait dengan jumlah saham yang sudah beredar di pasaran. Apalagi, dalam waktu yang belum lama ini, beberapa BUMN baru saja melakukan right issue," jelasnya.
Meski begitu, politikus Gerindra ini tetap berharap kebijakan buyback bisa menjadi stimulus untuk meredam kejatuhan HSG ke level yang lebih dalam. Setidaknya, untuk jangka pendek.
BACA JUGA: Begini Tanggapan Kejagung Ditanya soal Tersangka Korupsi Bansos Sumut
"Namun, pemerintah harus tetap berhati-hati. Hitung dengan cermat momentum dan untung-ruginya. Jumlah Rp10 triliun itu bukan angka yang sedikit. Apalagi, kondisi ekonomi memang tidak stabil seperti penurunan harga komoditas yang makin suram," tambahnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Capim KPK dari BIN Ini Berani Dikutuk dan Mati
Redaktur : Tim Redaksi