Bu Risma Curigai Obat Flu Mirip Narkoba

Minggu, 18 Desember 2016 – 07:32 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Foto: dok.JPG

jpnn.com - SURABAYA - Wali Kota Tri Rismaharini mengklarifikasi temuan Badan Narkotika Nasional (BNN) yang menetapkan tujuh siswa dan tiga guru SMPN 52 Surabaya positif narkoba.

 

Menurut Risma, belum tentu para guru dan siswa itu benar-benar mengonsumsi narkoba.

BACA JUGA: Pasuruan Masih Dikepung Genangan Banjir

Sebab, ada indikasi mereka mengonsumsi obat flu yang memiliki kandungan mirip narkoba.

BACA JUGA: Benih Padi asal Tiongkok Mengandung Bakteri Sudah Menyebar

Kasus tersebut bermula saat Risma mendengar laporan bahwa SMPN 52 menjadi sarang pecandu narkoba.

Saat itu ada seorang wali murid yang mengancam akan memublikasikan ketidakberesan di SMPN 52 tersebut.

BACA JUGA: Duarrr! Satu Tewas dan Enam Luka-luka Disambar Petir

"Sebelum dia lakukan, tak disiki (saya dahului, Red)," katanya.

Risma lantas mengajak BNNK Surabaya turun ke SMPN 52. Semua guru dan siswa yang berjumlah 787 orang dites urine.

Hasilnya, 7 siswa dan 3 guru dinyatakan positif narkoba.

Namun, dalam tes lanjutan, diketahui bahwa 10 orang tersebut telah meminum obat flu merek tertentu.

Nah, Risma menganggap kandungan obat flu itu memengaruhi hasil tes urine.

Hanya, Risma enggan memublikasikan nama obat flu tersebut.

Karena itu, Risma meminta para siswa dan guru SMPN 52 tidak dijadikan sasaran bullying.

Dia khawatir masa depan anak-anak tersebut bakal terganggu. Selain itu, nama baik sekolah dipertaruhkan.

 "Saya melihat mereka memang anak-anak baik. Kasihan kalau kena tuduh," jelasnya.

Risma bakal berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya untuk memeriksa obat flu tersebut.

Sementara itu, BNN disarankan berkoordinasi dengan Polda Jatim. Dia meminta keamanan obat tersebut diteliti.

 Alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) itu menyatakan, semua bisa menjadi tertuduh setelah mengonsumsi obat flu tersebut.

Sementara itu, dokter BNNK Surabaya Singgih Widi Pratomo membenarkan bahwa kandungan obat-obat tertentu bisa memengaruhi hasil tes urine.

Hal tersebut sering terjadi. Saat ini BNNK Surabaya masih menunggu hasil tes darah dan urine dari Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim.

"Nanti kami rilis hasilnya," sebut Singgih.

Dari hasil labfor, bakal diketahui kandungan apa saja yang dikonsumsi. Namun, pemeriksaan tersebut membutuhkan waktu.
"Pasti ketahuan mereka bersalah atau tidak," ujarnya.

Di bagian lain, Kepala Dinas Kesehatan Surabaya drg Febria Rachmanita menuturkan, pihaknya telah melakukan assessment untuk mendalami kasus tersebut.

''Dari pendalaman itu diketahui bahwa positifnya bukan karena narkoba,'' tutur perempuan yang akrab disapa Fenny tersebut.
Dia melanjutkan, hasil tes menunjukkan positif narkoba lantaran ada bahan tertentu dalam makanan atau obat yang komposisinya mirip salah satu zat narkoba.

''Itu positif palsu,'' tambahnya.

Menurut Fenny, instansinya tengah melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Hasilnya pun hanya boleh diketahui pihak terkait yang bertanggung jawab atas anak tersebut.

''Kalau nanti ada yang benar-benar menggunakan narkoba, kami bersama BNN Kota Surabaya beserta orang tua dan sekolah akan mendampingi anak-anak tersebut,'' paparnya. (sal/lyn/c15/c20/oni/flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Usut Terus Motif Tragedi Berdarah di Sabu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler