Bu Rita Harus Tahu, Politik itu Penuh Kejutan

Kamis, 09 Februari 2017 – 05:38 WIB
Rita Widyasari. Foto: Samarinda Pos/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Rita Widyasari merupakan kandidat kuat calon gubernur Kalimantan Timur dari Partai Golkar di pilkada 2018 mendatang.

Namun, Rita diingatkan agar jangan berbesar kepala dulu. Pasalnya calon kuda hitam bisa jadi lawan tidak terduga dalam pertarungan politik kali ini.

BACA JUGA: Bupati Rita Ngotot, Anggaran TPP Batal Dicoret

Hal itu disampaikan pengamat politik dari FISIP Unmul, Sonny Sudiar. Dia menerangkan, peta politik pilkada tahun depan bisa memunculkan calon kuda hitam.

Meski saat ini kubu Rita tengah di atas angin. “Ini tidak terduga, bisa siapa saja,” katanya.

BACA JUGA: Bu Rita Muda dan Agresif, Cocok Berpasangan dengan...

Beberapa partai yang berpotensi menjadi kuda hitam, lanjutnya, meliputi PDIP hingga Gerindra. Khusus PDIP, saat ini belum terlihat gerak-gerik sebagai pesaing utama, meski merupakan partai dengan jumlah kursi terbanyak kedua di Karang Paci.

Momentum ini tentu berpeluang dimanfaatkan Gerindra yang sudah jauh-jauh hari menyorong Yusran Aspar sebagai kandidat.

Akan tetapi, lanjut Sonny, kandidat kuda hitam yang diprediksi maju adalah wajah-wajah lama.

“Seperti Yusran Aspar atau bisa jadi Isran Noor. Tapi untuk Isran, momentum dia sudah habis. Wajah-wajah baru yang jadi kuda hitam sepertinya relatif sedikit,” bebernya.

Politik memang panggung yang abu-abu alias sukar ditebak. Bahkan, Sonny memprediksi, Sjaharie Jaang yang digadang-gadang sebagai pesaing kuat Rita bakal melunak.

Bisa jadi Jaang lebih memilih jadi KT2 ketimbang KT1. Argumennya adalah track record politik Jaang yang lebih memilih menjadi wakil sebelum menjadi pemimpin.

“Jaang ini adalah orang yang sabar dalam berpolitik. Bisa jadi ia akan menjadi pendamping Rita, sama seperti yang ia lakukan di masa Achmad Amins,” jelasnya.

Panggung politik pilkada sendiri nantinya akan menjadi pertarungan antara Rita dengan Rusmadi. Setali tiga uang ini lanjutnya menjadi momentum bagi NasDem unjuk gigi. Meski jumlah kursi di parlemen sedikit, menurutnya hal itu tidak jadi soal.

“Ada sosok Awang Faroek di NasDem yang akan menggadang Rusmadi. Menurut saya dia punya beberapa syarat politik,” katanya.

Syarat politik itu adalah kemauan, kemampuan, dukungan, momentum dan takdir. “Rusmadi punya kemauan, modal politik sebagai birokrat, dukungan dari partai dan akademisi serta basis massa Jawa. Jadi Rusmadi juga jangan dianggap remeh,” imbuh direktur Sentra Pelatihan dan Analisis Regulasi Terpadu (Sparta) ini.

Selain Jaang, wakilnya, Nusyirwan Ismail juga berencana ikut meramaikan panggung politik Pilgub Kaltim.

Bahkan dia sudah terang-terangan mengakui jika dirinya siap untuk dilamar dari kandidat manapun sebagai wakil gubernur.

“Pertimbangannya karena ada peraturan, kandidat tidak perlu mundur tapi cukup cuti saja. Tapi saya belum mempelajari juga soal ini,” ucap Nusyirwan.

Mengenai alasan kenapa hanya memilih nomor dua, dirinya menilai kursi KT1 masih jauh untuk bisa direbutnya. Apalagi, partai yang mendukungnya hanya Nasdem.

“Bagi saya masih jauh. Kalau jadi wakil gubernur saya siap. Tapi perlu ada pasangan yang mengajak, apalagi kalau hasil survey bagus. Tentunya ini juga dengan izin partai dengan berbagai perhitungan yang diambil partai nantinya,” papar Nusyirwan. (cyn/aya2)

 


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler