Bu Siti Ungkap Solusi Mencegah Karhutla

Kamis, 02 Juli 2020 – 17:16 WIB
Siti Nurbaya Bakar. Foto: Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menyebut pihaknya menyiapkan solusi permanen demi mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia.

Satu yang disiapkan yakni melakukan analisis iklim atas masalah karhutla.

BACA JUGA: Cegah Karhutla, Pemerintah Mewaspadai Periode Juli hingga Oktober

Siti mengungkapkan itu setelah menghadiri rapat lintas kementerian bersama dinas kehutanan pemerintah daerah, untuk membahas masalah karhutla di kantor KLHK, Jakarta, Kamis (2/6).

"Kami melakukan analisis iklim atau cuaca, dan langkah merekayasa dengan teknologi," ucap Siti.

BACA JUGA: Menteri Siti: Analisis Karhutla Harus Akurat dan Adil, Jangan Melakukan Framing

Menurut Siti, pihaknya bisa mengatur curah hujan jika analisis iklim didapatkan.

Pemerintah akan mengatur curah hujan tinggi pada lokasi yang berpotensi terbakar seperti lahan gambut.

BACA JUGA: Menteri LHK: Analisis Karhutla Harus Objektif dan Akurat

"Gambut itu harus basah. Gambut basah kaitannya dengan neraca air di gambut. Berarti ada teknologinya, pakai satelit tidar, ada metode cara menghitungnya. Maka modifikasi cuaca perlu dilakukan," beber Siti.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut pemerintah mewaspadai Juli hingga Oktober yang dianggap berbahaya terjadinya karhutla.

Pasalnya pada waktu itu ialah musim kemarau yang berpotensi terjadi karhutla.

"Memasuki musim kemarau yang diperkirakan akan berpuncak nanti pada Juli sampai Oktober, kami harus mengantisipasi," kata Mahfud, Kamis.

Lebih lanjut, Mahfud menegaskan, pemerintah tidak pernah mengesampingkan permasalahan karhutla pada masa pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19).

Menyelesaikan karhutla dan penanggulangan COVID-19 akan dijalankan secara beriringan.

Pemerintah, kata Mahfud, telah bersepakat menyelesaikan dua persoalan secara bersamaan.

"Bencana karhutla tidak boleh dilupakan atau diabaikan," beber dia. (mg10/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler