jpnn.com - JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti mengatakan upaya pemberantasan IUU Fishing menjadi momentum bagi negara-negara di dunia.
Di mana, saat ini dunia mulai sadar bahwa sumberdaya yang ada di laut sangatlah penting.
BACA JUGA: Pansus RUU Pemilu: PKS Manut Gerindra, NasDem Ikut Golkar
Bahkan, sambung Susi, kesehatan laut juga berperan penting terhadap climate change dan nutrisi manusia.
"Dunia makin sadar bahwa jumlah ikan sudah turun jauh hampir 80 persen dari seluruh dunia," ujar Susi di kantornya, Jakarta, Senin (21/11).
BACA JUGA: Usulan KPK Buka Celah Korupsi Baru
Diprediksi bila tidak ada aksi yang signifikan untuk menjaga kelestarian ikan di laut, maka sumberdaya perikanan dunia akan turun mencapai 90 persen.
“Semua negara mengarah kepada perlindungan lautnya masing-masing. Tiongkok telah membuat policy penurunan jumlah kapal menjadi hanya tiga persen saja yang boleh melaut. Jadi kalau di sana ada 100 kapal, 97 kapal tidak boleh jalan lagi. Begitu kencangnya mereka melakukan proteksi. Semua negara melakukan langkah-langkah untuk me-recovery sumberdaya laut mereka,” jelas Susi.
BACA JUGA: Wakil Ketua MPR Minta Warga Balikpapan tak Ikut Demo
Selain itu, IUU Fishing sudah tergolong transnational crime, di mana illegal fishing bukan hanya sekadar pencurian ikan semata, tetapi juga menyebabkan kejahatan-kejahatan lain yang bisa merugikan banyak pihak, termasuk di antaranya penyelundupan.
Karena itu, lanjut dia, dalam Satgas 115 saat ini juga dimasukkan fungsi penyelundupan, sehingga mengemban tugas penting dalam menjaga sumberdaya laut Indonesia dari kejahatan IUU Fishing.
“Jadi dari persoalan illegal fishing bisa menyebabkan persoalan lainnya. Illegal fishing bukan sekadar pencurian ikan, tetapi juga ditumpangi banyak kegiatan kriminal lain,” tandas Susi.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisi IX Heran, Data Warga Miskin Peserta BPJS kok Beda-beda
Redaktur : Tim Redaksi