jpnn.com, SOLO - Sebelum menghadiri acara resepsi pernikahan putri Presiden Joko Widodo di Kota Solo, Jawa Tengah, Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri menyempatkan diri bersilaturahmi ke Pesantren Al Muayyad, Mangkuyudan, Solo, Selasa (7/11) malam. Pesantren yang juga menjadi almamaternya.
Menaker diterima oleh pengasuh pesantren, KH Abdul Rozak Shofawi, KH Faisol Rozak serta sejumlah pengasuh lainnya.
BACA JUGA: Reformasi Mental Untuk Tranformasi Sistem Ketenagakerjaan
Di ujung acara silaturahmi, Menaker diminta memberikan motivasi kepada sekitar 500 santri. Di hadapan santri, dia mengajak santri memenangkan persaingan di segala bidang. “Dunia terus berubah. Tantangan santri juga berubah. Buktikan bahwa santri zaman now mampu bersaing di segala bidang. Dunia ke depan, adalah dunia yang akan dipimpin oleh para santri,” kata Menteri Hanif.
Untuk memenangkan persaingan, Menaker yang merupakan alumni Al Muayyad tahun 1991 ini membagikan kunci memenangi persaingan. Syaratnya, santri harus memiliki kompetensi di atas standar. Kompetensi yang standar belum tentu memenangkan persaingan, apalagi jika di bawah standar. Oleh karenanya, santri tak hanya menguasai ilmu agama, namun juga keahlian tertentu.
BACA JUGA: Beginilah Cara Menghitung Kenaikan UMP
Bagaimana agar memiliki kompetensi di atas standar? “Santri juga harus belajar di atas standar, bekerja keras, serta takzim pada kiai agar ilmu yang dipelajarinya barokah (bermanfaat lebih),” tambahnya.
Bagi Menaker, salah satu kelebihan santri adalah memiliki memiliki karakter yang kuat, yakni disiplin dan kejujuran. Menteri Hanif juga berbagi cerita percakapannya dengan beberapa praktisi human resource development di beberapa perusahaan yang menyimpulkan bahwa kejujuran menjadi pertimbangan utama dalam menerima pekerja. Pasalnya, kejujuran tidak bisa diciptakan secara instan. Sementara skill lebih mudah dipelajari.
BACA JUGA: Pastikan UMP Baru Sudah Mengakomodasi Pekerja dan Pengusaha
Dengan karakter kuat serta kompetensi yang di atas standard, santri bisa menjadi pebisnis, birokrat, akademisi, politisi, seniman, petani dan sebagainya. “Sekali lagi, tunjukkan bahwa santri zaman now mampu memenangkan persaingan di segala bidang,” tegas Menaker mengakhiri sambutan. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buruh Anggap Kenaikan UMP Tidak Perhitungkan KHL
Redaktur : Tim Redaksi