Reformasi Mental Untuk Tranformasi Sistem Ketenagakerjaan

Senin, 06 November 2017 – 11:48 WIB
Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri mengapresiasi program Colective Creative Learning and Action for Sustainable Solution (Co-CLASS),yang diselenggarakan bersama Kemenaker dengan Yayasan Upaya Indonesia Damai.Foto IST

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri mengapresiasi program Colective Creative Learning and Action for Sustainable Solution (Co-CLASS),yang diselenggarakan bersama-sama antara Kementerian Ketenagakerjaan dengan Yayasan Upaya Indonesia Damai atau juga dikenal United in Diversity (UID), Tsinghua University dan Universitas Paramadina.

Co-CLASS merupakan perwujudan dari MoU Kementerian Ketenagakerjaan, UID dan Tsinghua University yang telah ditandatangani pada November 2016 lalu.

BACA JUGA: Beginilah Cara Menghitung Kenaikan UMP

MoU ini menyepakati kerja sama tiga pihak dalam meningkatkan kapasitas kepemimpinan kolektif tri-sektor bisnis, pemerintah, dan masyarakat madani sehingga mampu mengatasi berbagai tantangan ketenagakerjaan ke depan.

“Saya cukup terkejut dengan hasil program Co-CLASS ini karena meski hanya berlangsung selama kurang lebih lima bulan, program ini telah berhasil melakukan reformasi mental yang sangat penting untuk menghasilkan aksi nyata dalam mewujudkan sistem ketenagakerjaan yang berdaulat, mandiri, berlandaskan gotong royong dan rasa percaya,” kata Hanif saat menutup program Co-CLASS angkatan pertama, Sabtu (4/11), di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta.

BACA JUGA: Pastikan UMP Baru Sudah Mengakomodasi Pekerja dan Pengusaha

Program ini telah diselenggarakan sejak pertengahan Juni lalu.

“Kami merasa bahagia bisa merasakan semangat gotong-royong dalam setiap ide prototype yang ditampilkan dalam kegiatan kelulusan ini. Kami merasa optimis bahwa dengan adanya rasa saling percaya lintas sektor, pemerintah-bisnis-masyarakat madani akan mampu melewati tantangan dengan mengubahnya menjadi peluang. Dan itulah alasan utama mengapa kami mendirikan organisasi UID ini, ” kata pendiri UID Cherie Salim.

BACA JUGA: Buruh Anggap Kenaikan UMP Tidak Perhitungkan KHL

Program Co-CLASS ini pada diikuti 26 peserta hasil seleksi dari 69 orang yang berminat. Mereka terdiri dari 16 peserta yang berasal karyawan Kemenaker dari 7 unit eselon I dan BNSP yang terdiri 3 orang Eselon II dan 13 Staf atau Eselon IV.

Kemudian tiga orang dari serikat pekerja, satu orang dari LSM, lima orang dari dunia usaha dan satu orang dari akademisi.

Dalam perjalanannya, 6 orang mengundurkan diri dengan berbagai sebab sehingga hanya 26 orang yang mengikuti sampai tuntas.

Dalam pelaksanaannya, peserta diminta untuk membentuk 4 kelompok kerja yang menyelami berbagai isu berbeda dalam sistem ketenagakerjaan.

Kelompok 1 yang menamakan diri mereka Mc Gyver, mengangkat isu perlindungan TKI, kemudian kelompok 2 dengan nama Vocational Enrichment Training Tranformers (VETTs) dengan fokus isu adalah gap kompetensi tenaga kerja dengan kebutuhan industri yang sangat erat kaitannya dengan upaya untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Sedangkan Kelompok 3 yang menamakan diri Caterpillar dengan fokus isu yang diangkat adalah kualitas pelayanan publik ketenagakerjaan di Kementerian Ketenagakerjaan; dan Kelompok 4 yang menamakan diri Masa Kini Masa Gitu (MKMG) dengan fokus isu yang diangkat perlindungan atau jaminan sosial bagi tenaga kerja informal.

Cherie mengatakan, Co-CLASS sangat fleksibel sehingga bisa diterapkan pada sektor atau fokus isu apapun, karena subtansi pembelajaran dalam program ini adalah mengajak peserta untuk berpikir terbuka, hadir utuh dan sadar penuh dalam setiap kegiatan yang dilakukan, dan sebagai pemimpin harus rajin sensing atau blusukan.

“Melihat hasil yang dicapai, kami berharap program semacam Co-CLASS dapat dilanjutkan dan bisa dikembangkan ke sektor lain sehingga proses revolusi mental yang menjadi salah satu semangat pemerintah saat ini bisa tercapai,” kata Cherie.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menaker Lepas 32 Pemuda Magang ke Jepang, Inilah Pesannya


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler