Buat yang Getol Bermedsos, Jangan Mudah Percaya Kabar Viral

Jumat, 08 Juli 2022 – 23:13 WIB
Pekan literasi digital di Sumba Timur, NTT diikuti sekitar 2.000 peserta. Foto dokumentasi Kemenkominfo

jpnn.com, SUMBA TIMUR - Kemenkominfo menggelar Pekan Literasi Digital di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam kegiatan itu ada sekitar 2.000 peserta yang hadir.

Kegiatan ini digelar dengan tujuan meningkatkan kapasitas literasi digital masyarakat dan komunitas setempat agar bisa memanfaatkan teknologi dengan tepat dan bertanggung jawab.

BACA JUGA: Menkop UKM Teten Masduki Apresiasi AstraPay yang Dukung UMKM Optimalisasi Platform Digital

Manajer Program ICT Watch Indriyatno Banyumurti yang jadi pembicara di acara tersebut menyebut perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat harus diimbangi dengan edukasi.

Khususnya pendidikan literasi digital agar penggunaan teknologi bisa berdampak positif.

BACA JUGA: Pria Ini Pinjam Motor kepada Temannya, Eh, Malah Dijual di Medsos

“Orang Indonesia rata-rata menghabiskan delapan jam per hari dalam menggunakan perangkat digital,” ujar Indriyatno dalam siaran persnya, Jumat (8/7).

Dia menyebut ketika berbicara literasi digital, bukan sekadar panduan cara menggunakan media sosial, tetapi untuk mengetahui fungsi yang sebenarnya.

BACA JUGA: Kemenkominfo Gandeng GNLD Gelar Pelatihan Literasi Digital untuk Relawan Aceh

Dengan begitu, penyalahgunaan medsos seperti membuat konten negatif bisa ditekan.

Wakil Bupati Sumba Timur David Melo Wadu mengatakan kegiatan Pekan Literasi Digital sangat bermanfaat bagi warganya, terutama di era perkembangan teknologi.

“Salah satu tantangan literasi digital pada saat ini adalah banyaknya informasi yang diterima masyarakat, sehingga harus jeli melihat informasi yang benar agar tidak terpapar informasi negatif seperti isu SARA, pornografi, hoaks, dan lainnya,” kata David Melo Wadu.

Ada empat kelas literasi digital yang diselenggarakan secara paralel dengan narasumber yang kompeten di masing-masing kelas.

Empat kelas literasi digital tersebut, yaitu Obrol-Obrol Literasi Digital, Kelas Asah Digital, Kelas Kebal Hoaks, dan Gali Ilmu.  

“Dalam komunikasi digital harus tahu dengan siapa berkomunikasi agar menyesuaikan dengan budaya dan bahasa daerah lain,” Soni Mongan, trainer di sesi Kelas Asah Digital.

Selain membahas tentang empat pilar literasi digital, kegiatan ini juga menghadirkan materi mengenai pembuatan konten dan penggunaan media sosial oleh Kreator Konten, Ibob Tarigan. 

Adi Syafitrah dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) memberikan penjelasan mengenai bagaimana reaksi yang benar ketika membaca berita, baik yang viral atau lainnya agar terhindar dari hoaks.

Dia menyarankan ketika menerima informasi, bacalah keseluruhan kabar tersebut, jangan hanya judulnya. Karena banyak oknum atau media yang memanfaatkan rasa penasaran melalui judul.

"Kadang merasa sudah tahu isi berita hanya dari judulnya, padahal apa yang ada di pikiran kita belum tentu benar,” kata Adi Syafitrah. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Insight Sisihkan Pendapatan demi Wujudkan 3 Kebaikan di Sumba


Redaktur : Elfany Kurniawan
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler