jpnn.com, JAKARTA - UNESCO menetapkan standar ideal satu orang membaca tiga buku. Sementara rasio buku dengan penduduk di Indonesia menurut kajian yang dilakukan Perpustakaan Nasional adalah 1 : 90. Artinya, satu buku ditunggui oleh 90 orang.
Duta Baca Indonesia Gol A Gong mengatakan disparitas tersebut bisa terus menganga jika yang persoalan yang dipikirkan sebatas budaya baca.
BACA JUGA: Taruna Merah Putih Gelar Pelatihan Menulis dan Fotografi Jurnalistik
“Pegiat literasi, penulis lokal dan duta baca daerah sebenarnya motor penggerak literasi menulis mengingat tidak banyak penulis best seller di Indonesia. Jadi, perlu ada regenerasi,” ujar Gol A Gong pada Webinar Duta Baca Indonesia secara daring, Jumat (24/9).
Gol A Gong juga menyoroti minimnya action yang dilakukan para duta baca daerah yang sedikit sekali menghasilkan karya tulisnya karena tidak banyak yang punya keahlian menulis. Jadi, jangan anggap enteng dengan budaya menulis.
BACA JUGA: Melalui Webinar Kolokium, Untag Surabaya Bagikan Tips Menulis Jurnal dan Karya Tulis Ilmiah
Hal senada diungkapkan penulis dan pendiri Benny Institute Benny Arnas. Ketika para duta baca daerah berkampanye, selain harus memiliki pengetahuan dan motivasi dari banyak buku, paling tidak dibarengi dengan kemampuan menulis. “Gerakan menulis adalah gerakan lompatan,” tambah Beni.
Dia melihat pandemi Covid-19 adalah kondisi mewah yang diidamkan bagi penikmat buku dan pegiat tulisan. Pandemi adalah waktu yang tepat untuk merebahkan diri. Aktivitas ini yang banyak diinginkan para pembaca atau penulis.
BACA JUGA: Gali Budaya Lokal lewat Kompetisi Menulis
Kondisi ketimpangan rasio buku dengan penduduk memantik perhatian dari Perpustakaan Nasional. Seluruh inovasi berkolaborasi dengan Duta Baca Indonesia disiapkan Perpusnas agar literasi menulis masyarakat berkembang.
Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpusnas Adin Bondar mengungkapkan penguatan ekosistem literasi tidak cukup dengan modal membaca.
"Dengan menggandeng duta baca sebagai role model, kami berharap program penguatan budaya menulis yang dilakukan bersama duta baca dan pegiat literasi banyak menginspirasi masyarakat,” imbuh Adin Bondar. (esy/jpnn)
Redaktur : Adil
Reporter : Mesya Mohamad