jpnn.com - SURABAYA - Badan Narkotika Nasional (BNN) sedang mencari landasan hukum agar bisa menembaki kapal pengangkut narkotika hingga tenggelam beserta awaknya saat menyelundupkan narkoba.
Rencana itu diungkapkan Kepala BNN Komjen Budi Waseso ketika berdiskusi dengan awak redaksi Jawa Pos di gedung Graha Pena kemarin (30/10). Hadir pula Kepala BNNP Jatim Brigjen Sukirman dan Kabid Pemberantasan BNNP Jatim AKBP Bagijo Hadi Kurnijanto.
BACA JUGA: Terkait PP Pengupahan, Jokowi-JK Dianggap tak Berpihak ke Buruh
Budi mengatakan, kondisi darurat narkoba yang diungkapkan presiden menunjukkan tingkat gawat yang luar biasa. Karena itu, penanganannya harus dilakukan semua elemen. "Termasuk TNI," katanya.
Perwira tinggi dengan tiga bintang di pundak itu mengaku sudah keliling ke banyak kementerian, pemuka masyarakat, tokoh pemuda, dan ormas. Terutama bertemu khusus dengan panglima TNI untuk membahas penanganan narkoba agar lebih masif dan serempak.
BACA JUGA: Terkesan dengan Sungai yang Mengalir di Dekat Kamar
Menurut dia, saat ini penanganan narkoba sudah harus melibatkan tentara nasional. Salah satu perannya adalah menembaki kapal penyelundup yang membawa narkoba. Budi menggambarkan, BNN akan mengerahkan anggota untuk memata-matai semua kapal yang masuk ke Indonesia.
Setelah memastikan bahwa kapal itu berisi narkoba, TNI diminta untuk menembaki sampai hancur tanpa harus menurunkan awaknya. Hal tersebut dilakukan untuk menunjukkan keseriusan pemberantasan narkoba. "Saya berani bertanggung jawab. Biar enggak menuh-menuhin penjara," tegasnya.
BACA JUGA: Benny Harman Anggap Pansus Pelindo II Tidak Ada Apa-apanya
Menurut dia, itu sah-sah saja dilakukan. Sebab, narkoba sangat menghancurkan bangsa Indonesia secara pelan namun pasti. Dia menyamakan narkoba tersebut dengan serangan terhadap negara secara masif sehingga TNI harus turun tangan.
Karena itulah, saat ini dia sedang mencari payung hukum untuk merealisasikan rencananya tersebut. Jika cara itu dapat dilakukan, penghuni penjara minimal bisa berkurang. "Menteri kelautan dan perikanan saja bisa (menenggelamkan kapal, Red). Saya yakin untuk narkoba juga bisa," ucapnya.
Dia menjelaskan, narkoba masuk ke Indonesia dari Taiwan dan Tiongkok dengan menggunakan kapal besar yang berhenti di tengah laut. Biasanya kapal itu mondar-mandir di satu lokasi. Narkoba tersebut kemudian diambil perahu-perahu kecil dan dibawa ke daratan.
Budi yakin narkoba itu dibuat di Indonesia. Kapal-kapal besar tersebut hanya membawa bahan baku yang ketika masuk ke wilayah perairan Indonesia belum termasuk daftar narkotika. Bahan baku lainnya dikirim bertahap dalam waktu berbeda. Ketika sudah lengkap, bahan baku lalu diracik menjadi narkoba.
Dari data BNN, Indonesia adalah konsumen narkoba terbesar di Asia. Budi menunjukkan, selama setahun terakhir, 2 ton lebih sabu-sabu berhasil diungkap BNN. Belum lagi yang diungkap polisi. "Bayangkan, 1 gram bisa dipakai lima orang. Kalau 2 ton, dipakai berapa orang?" tanyanya.
Pola pemasaran narkoba juga sangat masif. Mafia selalu menciptakan pasar agar penggunanya terus meningkat. Salah satunya, menjadikan diskotek sebagai tempat peredaran. "Coba masuk saja, beli narkoba, pasti ada," jelasnya.
Bukan itu saja. Mafia juga melakukan regenerasi dengan masuk ke sekolah-sekolah untuk menyerang siswa dan remaja. Sebab, pangsa pasar yang lebih tua dan lebih dulu sudah mati. Agar narkoba tetap memiliki penggemar, selalu ada pasar baru yang diciptakan.
Karena itulah, saat ini dia sedang gencar menyosialisasikan bahaya narkoba sembari menyiapkan rencana gerakan serempak memberantas narkoba. Ketika sosialisasi sudah dianggap cukup, pada saat yang sudah ditentukan, dia langsung menindak tegas secara serempak dengan menggunakan pasukan khusus.
Saya sudah mengingatkan sebelumnya. Jadi, tidak masalah (kalau tiba-tiba menyerang, Red)," jelasnya. (eko/c10/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lima Rumah Singgah untuk Korban Asap "Banjir" Fasilitas
Redaktur : Tim Redaksi