Budidaya Cacing Sutra Sistem Apartemen Dinilai Lebih Unggul

Selasa, 28 Januari 2020 – 22:45 WIB
Budidaya cacing sutra sistem apartemen. Foto: Humas KKP

jpnn.com, PALEMBANG - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan budidaya cacing sutra (tubifex) dengan sistem apartemen. Inovasi tepat guna itu dilakukan dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto mengatakan, inovasi budidaya dengan sistem apartemen ini menjadi jawaban atas permasalahan penyediaan pakan alami cacing sutra yang masih tergantung dari hasil tangkapan alam.

BACA JUGA: Menteri Edhy Akan Maksimalkan Budidaya Perikanan di Sumsel

“Kebutuhan cacing sutra terus meningkat di kalangan pembenih ikan air tawar. Cacing sutra masih menjadi pakan alami yang paling efektif bagi benih ikan air tawar,” kata Slamet saat mendampingi Menteri KKP Edhy Prabowo pada launhing Budidaya Cacing Sutra Sistem Apartemen di Palembang.

Menurut Slamet, kandungan nutris dalam cacing sutra sangat tinggi terutama protein yang berkisar 57 sampai 60 persen. “Hingga saat ini pembenih masih menjadikan pakan alami sebagai andalan. Sementara kebutuhannya masih dari alam,” ujar Slamet.

BACA JUGA: KKP Targetkan Produksi 10,99 Juta Ton Rumput Laut Pada 2020

Slamet menambahkan bahwa inovasi sistem apartemen ini menjadi solusi untuk menjamin suplai cacing sutera sesuai kebutuhan dan tersedia sepanjang tahun. “Di sisi lain, tentu harga nantinya bisa terjangkau oleh para pembenih. Nanti akan kami siapkan bagaimana action plan nya agar dalam setahun ini bisa cepat memasyarakat,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala BBPBAT Sukabumi Supriyadi mengemukakan bahwa sistem apartemen memiliki berbagai keunggulan dibanding konvensional, di antaranya lahan yang digunakan lebih efisien karena wadah budidaya yang dibuat vertikal.

BACA JUGA: Menteri KKP Klaim Tak Ada Kapal China di Natuna

“Selain itu, suplai cacing sutera dapat disediakan sesuai kebutuhan dan sepanjang tahun, dan kualitas yang lebih baik karena lebih bersih dari kontaminan cemaran di alam; serta produktivitas yang lebih tinggi dibanding konvensional,” kata Supriyadi.

Jika sistem konvensioal produktivitas hanya 0,5 liter per meter persegi per bulan, maka produktivitas sistem apartment minimal 1,2 liter per meter persegi per bulan. Disamping itu, sistem ini menjadi alternatif usaha yang menjanjikan bagi masyarakat.

"Saat ini balai akan mulai membuat beberapa percontohan di beberapa daerah. Ini  dimaksudkan sebagai upaya memperkenalkan inovasi ini di kalangan masyarakat, sehingga ke depan akan mampu diadopsi secara massal, khususnya di sentral-sentral perbenihan,”pungkasnya.(mg7/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler