Budidaya Maggot, Solusi Alternatif Pengelolaan Sampah yang Menguntungkan

Senin, 20 Desember 2021 – 09:32 WIB
Mujiyati, Warga Perumahan Telaga Sakinah, Bekasi, Jawa Barat berhasil menyulap sampah menjadi ide yang menguntungkan. Foto: Wenti Ayu/JPNN.

jpnn.com, BEKASI - Berbagai macam cara dilakukan dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang mudah dan ramah lingkungan.

Mujiyati, warga perumahan Telaga Sakinah, Bekasi, Jawa Barat berhasil menyulap sampah menjadi hal yang menguntungkan.

BACA JUGA: Pupuk Kaltim Bekali Warga Binaan dengan Pengolahan Dry Maggot

Warga yang tergabung dalam komunitas Bank Sampah Nawala itu berhasil mengembangkan budidaya maggot atau larva lalat black soldier fly untuk pengelolaan sampah yang baik.

Mujiyati mengatakan bahwa sampah organik bisa dikurangi dan diolah dengan waktu relatif cepat tanpa pencemaran serta memiliki nilai ekonomi.

BACA JUGA: BRI Peduli Bantu Pengelolaan Sampah Terpadu Wujud Nyata Kepedulian Pada Lingkungan

"Maggot mengonsumsi sayuran dan buah bahkan sampah sisanya," kata Mujiyati kepada JPNN.com di acara gerakan sedekah sampah Indonesia, pada Minggu (19/12) kemarin.

Maggot sangat cepat berkembang biak bahkan sebanyak 10.000 maggot dapat menghabiskan 1 kg sampah organik per hari.

BACA JUGA: Bank Sampah PETRA Berbasis Digital di Tangsel Resmi Beroperasi

Oleh karena itu, maggot cocok digunakan dalam pengelolaan sampah organik.

Selain itu, maggot juga memiliki nilai ekonomis, yaitu bisa dijadikan pakan ternak dan menjadi pupuk.

"Sampah organik yang tidak termakan maggot bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Meskipun dari limbah sampah organik, pupuk yang dihasilkan tidak berbau," ujar Mujiyati.

Salah satu produk unggulan Bank Sampah Nawala dari pengelolaan sampah organik, yaitu KASGOT atau bekas maggot yang bisa digunakan untuk pupuk tanaman.

Menurut Mujiyati, pendapatan yang diperoleh belum cukup besar tetapi fungsi maggot sudah cukup membantu mengelola sampah rumah tangga.

"Karena belum lama memulainya sehingga belum begitu besar. Namun, sangat bermanfaat untuk Bank Sampah," imbuhnya.

Untuk penjualan produk tersebut, Mujiyati memasarkannya kepada warga dengan harga Rp 15.000 serta menjaring konsumen melalui media sosial Instagram @banksampahnawala. (mcr28/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keren, Cara Bank Sampah Kumala Angkat Perekonomian Pemulung di Tanjung Priok


Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Wenti Ayu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler