Buka-bukaan Data Subsidi Impor LPG, Presiden Punya Rencana Besar, Siap-Siap!

Senin, 24 Januari 2022 – 12:13 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka-bukaan data impor Liquid Petroleum Gas (LPG). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka-bukaan data impor Liquid Petroleum Gas (LPG) yang mencapai Rp 80 triliun.

Menurutnya, total kebutuhan dalam negeri sebesar Rp 100 triliun untuk bisa dikonsumsi masyarakat, pemerintah juga harus menyalurkan subsidi hingga Rp 60-70 triliun.

BACA JUGA: Harga LPG Nonsubsidi Naik, Gas Melon Diburu

“Apakah ini mau kita teruskan? impor terus?” ujar presiden.

Hal itu disampaikan Jokowi pada acara memulai pembangunan (groundbreaking) proyek hilirisasi batu bara menjadi produk dimetil eter (DME) yang bisa menggantikan Liquid Petroleum Gas (LPG), di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1).

BACA JUGA: Duh! Harga LPG Naik, Gas Melon Bagaimana?

Eks Wali Kota Solo itu berkali-kali dirinya menyampaikan pentingnya proyek hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam agar Indonesia mampu mengurangi impor.

“Alhamdulillah, hari ini meskipun dalam jangka waktu yang panjang belum bisa dimulai, hari ini bisa kita mulai groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi DME,” kata Jokowi.

Eks Gubernur DKI Jakarta itu berharap hilirisasi batu bara menjadi DME mampu mengurangi penggunaan impor LPG tiap tahun.

“Kita memiliki bahan bakunya, raw material-nya (bahan mentah), yaitu batu bara yang diubah menjadi DME. Hampir mirip dengan LPG, tadi saya sudah melihat bagaimana api dari DME untuk masak, api dari LPG untuk masak, sama saja,” ujarnya.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi mendorong program hilirisasi sumber daya alam di dalam negeri agar dapat menghasilkan produk bernilai tambah yang mampu menggantikan bahan setengah jadi atau barang jadi yang diimpor dari luar negeri.

“Kalau ini dilakukan, ini saja, yang di Bukit Asam (PT. Bukit Asam Tbk) yang kerja sama dengan Pertamina (PT Pertamina Persero) dan Air Product (Air Products & Chemicals) ini, bisa mengurangi subsidi dari APBN itu Rp 7 triliun,” jelas Presiden.

Jokowi optimistis jika impor mampu ditekan, maka neraca barang dan jasa yang terekam dalam neraca transaksi berjalan akan terus membaik.

“Ini yang terus kita kejar. Selain bisa memperbaiki neraca perdagangan kita karena tidak impor, memperbaiki neraca transaksi berjalan kita juga karena tidak impor,” kata Presiden Jokowi.

Turut hadir dalam "groundbreaking" proyek hilirisasi batu bara menjadi DME di Muara Enim, antara lain, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, dan para pejabat serta dunia usaha terkait.(antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
LPG   impor   Presiden   Ekonomi   industri   Jokowi   Impor LPG  

Terpopuler