Buka Muktamar Fikih Peradaban, Wapres Ingatkan Soal Ini

Senin, 06 Februari 2023 – 12:43 WIB
Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin saat membuka Muktamar Internasional Fikih Peradaban di Hotel Shangri-La, Surabaya, Senin (6/2). Foto: LTN PBNU/Saiful Amar

jpnn.com, SURABAYA - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin mengatakan ilmu fikih harus mampu merespons dinamika masyarakat dan perkembangan zaman.

Hal itu disampaikan dalam forum Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I yang mengangkat tajuk Membangun Landasan Fiqih untuk Perdamaian dan Harmoni Global, di Shangri-La Hotel, Surabaya, Senin (6/2).

BACA JUGA: Fikih Berubah

"Ilmu fikih harus dapat menyesuaikan dan berkarakteristik dinamis menerima perkembangan zaman," kata Kiai Ma'ruf.

Menurutnya, keniscayaan akan fatwa baru penting, lantaran sumber hukum utama yakni Al-Qur’an dan Hadits sangat terbatas, sementara permasalahan baru dan terbarukan datang silih berganti.

BACA JUGA: PBNU Gelar Muktamar Internasional Fikih Peradaban, Bahas Urgensi Piagam PBB dalam Islam

"Orang yang berpikir bahwa hukum tidak bisa berubah maka bisa dipastikan orang itu tidak memahami Islam itu sendiri," lanjutnya.

Atas dasar itu, Ma'aruf Amin menyebutkan NU sebetulnya sudah lama mengadopsi fleksibilitas dan pemikiran Islam.

BACA JUGA: Dubes Zuhairi Nilai Fikih Peradaban NU Bisa Jadi Alternatif Gagasan Global

Hal tersebut dilakukan pada Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama NU di Lampung pada 1992 silam.

"NU telah memiliki metodologi induksi untuk menghadapi isu-isu kontemporer baik wacana maupun metodologi, sehingga NU dalam menyaksikan realitas tidak semena-mena mengutip melainkan melalui ijtima ulama melalui ushul fiqh," ucapnya.

Tidak hanya itu, Ma'aruf Amin juga pertemuan itu juga mendefinisikan karakteristik NU yang moderat dan berbasis metodologi.

"Karena kami sadar bahwa membangun peradaban itu penting. Manusia bertugas untuk mengelola peradaban dunia dan bertanggung jawab memakmurkan bumi," ungkapnya.

Kiai Ma'ruf sendiri dipercaya untuk membuka pagelaran akbar Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I secara simbolis dengan pemukulan bedug.

Pembukaan itu didampingi langsung Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bishri, Rais 'Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Wakil Grand Syeikh Al Azhar. (mcr8/jpnn)


Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler