Dubes Zuhairi Nilai Fikih Peradaban NU Bisa Jadi Alternatif Gagasan Global

Minggu, 23 Oktober 2022 – 01:00 WIB
Duta Besar RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi. Foto: Tangkapan layar akun Lazisnu Tunisia di YouTube

jpnn.com, TUNIS - Duta Besar RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi menilai fikih peradaban NU sebagai alternatif gagasan global.

Hal itu disampaikan Zuhairi saat membuka webinar bertajuk Fikih Peradaban dan Launching Lazis-NU Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU Tunisia) yang juga disiarkan langsung oleh Televisi Nahdlatul Ulama (TVNU).

BACA JUGA: Tampil di Radio Terkemuka Tunisia, Dubes Zuhairi Promosikan Islam Nusantara Berkemajuan

Selain Zuhairi, hadir sebagai pembicara Ketua Pengurus Pusat Lakspedam NU Ulil Abshar Andalla, dan Ketua Lazis-NU Habib Ali Hasan Bahar.

Zuhairi menyatakan hajatan besar NU dengan menggelar halakah Fikih Peradaban di berbagai penjuru tanah air merupakan terobosan dan alternatif gagasan global yang dinantikan dunia saat ini.

BACA JUGA: Zuhairi Kunjungi Pabrik Kurma di Tunisia, Investasi ke Indonesia di Depan Mata

“Saya menyambut positif dan mendukung inisiatif PCINU Tunisia yang menggelar Webinar Fikih Peradaban ini, karena saat ini PBNU juga mempunyai hajatan besar dengan menggelar halakah Fikih Peradaban di berbagai penjuru tanah air dalam rangka menyambut peringatan Satu Abad NU sekaligus jalan baru dalam menyongsong abad kedua NU,” kata dia dalam siaran pers, Sabtu (22/10).

Menurut dia, sudah saatnya seluruh kader NU di berbagai penjuru dunia ikut andil menyumbangkan gagasan perihal Fikih Peradaban ini.

BACA JUGA: Dubes Zuhairi Perkuat Kerja Sama Pendidikan Indonesia dengan Universitas Tertua Islam Ini

Dubes RI yang akrab dikenal Cendekiawan NU itu menilai Tunisia merupakan salah satu pusat peradaban dunia. Di dalam negara itu tumbuh subur gagasan tentang bagaimana umat Islam mampu membangun peradaban.

“Tunisia mempunyai peradaban besar sejak Carthage, Romawi, hingga peradaban Islam, dan peradaban Tunisia modern. Tidak hanya itu saja, gagasan peradaban juga sangat kaya dari para pemikir besar, di antaranya yang klasik yaitu Ibnu Khaldun dalam karya besarnya al-Muqaddimah dan Muhammad Haddad dalam bukunya al-Islam wa al-Hadatsah", ujar dia.

Dubes RI kelahirkan Sumenep, Madura itu menerangkan Ibnu Khaldun menegaskan dalam membangun peradaban diperlukan akomodasi atas tradisi dan sejarah, budaya damai, serta menegakkan keadilan sosial.

“Di sisi lain, Muhammad Haddad menyebutkan umat Islam agar merumuskan kembali gagasan politik, menyusun strategi, dan menjadikan Islam sebagai jalan bagi peradaban baru", pungkasnya. (Tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dubes Zuhairi Sebut Kebijakan Indonesia Mulai Dikaji di Tunisia


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler