Bukan Berita Duka, Kolonel Bagosora Meninggal di Dalam Penjara

Minggu, 26 September 2021 – 12:48 WIB
Foto korban-korban genosida Rwanda yang terpasang di Kigali Genocide Memorial Centre. Foto: softpower.ug

jpnn.com, BAMAKO - Mantan kolonel tentara Rwanda yang mendalangi pembantaian 800.000 orang selama genosida pada 1994 meninggal di penjara di Mali, ujar pejabat Mali, Sabtu (25/9).

Theoneste Bagosora menjalani hukuman 35 tahun setelah dinyatakan bersalah atas kejahatan terhadap kemanusiaan oleh Pengadilan Kriminal Internasional untuk Rwanda (ICTR).

BACA JUGA: Presiden Macron Akui Peran Prancis dalam Genosida Rwanda

Hukumannya dikurangi dari penjara seumur hidup.

"Sudah dikonfirmasi. Dia berusia di atas 80 tahun, dia sakit parah karena masalah jantung. Dia dirawat di rumah sakit beberapa kali dan menjalani tiga operasi. Dia meninggal hari ini di sebuah klinik," kata sumber di penjara Mali yang tidak mau disebutkan namanya.

BACA JUGA: Perang Melawan Corona, Rwanda Tak Segan Berutang Rp 1,8 Triliun ke IMF

Sumber kedua di Pengadilan Banding Bamako mengonfirmasi kematian tersebut.

Jaksa menuduh Bagosora, direktur kabinet di kementerian pertahanan, mengambil kendali urusan militer dan politik di negara Afrika tengah itu setelah Presiden Juvenal Habyarimana tewas pada 1994.

BACA JUGA: Rwanda Mengenang Neraka 25 Tahun Lalu

Pengadilan yang berbasis di Tanzania memutuskan Bagosora bertanggung jawab atas pasukan dan milisi Interahamwe Hutu yang membunuh sekitar 800.000 minoritas Tutsi dan Hutu moderat dalam 100 hari.

Jenderal Kanada Romeo Dallaire, kepala penjaga perdamaian PBB selama genosida, menggambarkan Bagosora sebagai "gembong" di balik pembunuhan.

Dallaire mengatakan mantan kolonel itu mengancam akan membunuhnya. (dil/ant/jpnn)

 

Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler