Bukan Elektabilitas, Syarat PDIP Mengusung Kandidat pada 2024 Karena Hal Ini

Senin, 27 Desember 2021 – 17:01 WIB
Fraksi PDI Perjuangan. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDIP Arif Wibowo menyebut parpolnya tidak mendasari elektabilitas untuk memilih kandidat yang bisa diusung pada Pilpres 2024.

Menurut alumnus Universitas Jember itu, PDIP melihat asas kemanfaatan sebelum mengusung kandidat. Terutama, melihat manfaat tokoh untuk meningkatkan perekonomian rakyat.

BACA JUGA: Greta Iren Bongkar Isi Chat Laura Anna dengan Ibunda Gaga Muhammad, Sedih

Arif mengatakan hal tersebut saat menjadi pembicara agenda rilis survei berjudul Political Outlook 2022: Meneropong Poros Koalisi, pada Senin (27/12).

"Jadinya, kalau dianggap sukses menjadi kepala daerah, harus mempu mengurangi kemiskinan. Itu salah satu," kata mantan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) itu, Senin.

BACA JUGA: Elektabilitas Ganjar Pranowo Tertinggi, Prabowo Kedua, Puan ke Berapa?

Selain itu, kata Arif, PDIP menimbang pengabdian tokoh kepada kepentingan nasional, sebelum menentukan sosok yang diusung pada Pilpres 2024.

"Misalnya begitu. Itu bukan soal mudah. Kami akan mendalami itu," bebernya.

BACA JUGA: Prabowo Berpotensi Maju Pilpres 2024, Kader Gerindra Ini Takut Kena Olok-Olok Lagi

Berikutnya, kata Arif, PDIP menimbang sisi politik seperti tokoh mampu menguatkan elektabilitas parpol berlambang Banteng itu sebelum mengusung kandidat.

"Misalnya memberi daya dukung kekuatan partai agar partai makin besar, makin berkemampuan. Jadi kemanfaatan itu yang penting, yang harus bisa kami ukur," bebernya.

Survei berjudul Political Outlook 2022: Meneropong Poros Koalisi menyatakan bahwa elektabilitas milik Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tertinggi dalam simulasi 15 nama dengan 25,0 persen.

Angka itu mengalahkan elektabilitas milik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (22,9 persen) dan Anies Baswedan (12,4 persen).

Menparekraf Sandiaga Uno mengantongi elektabilitas 9,4 persen dalam simulasi 15 nama.

Berturut-turut setelah itu Ridwan Kamil (5,8 persen), Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (5,2 persen), Gatot Nurmantyo (1,9 persen), Khofifah Indar Parawansa (1,6 persen), Tri Rismaharini (1,4 persen), dan Puan Maharani (1,1 persen).

Survei hasil kerja sama Poltika Research & Consulting dengan Parameter Politik Indonesia itu dikerjakan pada 12 November-4 Desember 2021.

Responden survei sebanyak 1.600 orang yang terpilih secara acak dan tersebar di 34 provinsi. Setiap responden berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah.

Metode pengambilan survei melalui tatap muka. Tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen dengan margin of error 2,5 persen.(ast/jpnn)


Redaktur : Yessy
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler