Bukan Karena Curah Hujan Tinggi, Ini Penyebab Banjir di Jakarta

Senin, 16 Desember 2024 – 23:37 WIB
Seorang warga menggendong anaknya di tengah banjir rob di Muara Angke, Jakarta, Jumat (13/12/2024). ANTARA FOTO/Fauzan

jpnn.com - JAKARTA - Penyebab banjir di pesisir Jakarta beberapa hari belakangan, ternyata bukan karena curah hujan yang tinggi.

Menurut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ketinggian 100 centimeter (cm) dalam beberapa hari terakhir paling utama disebabkan rob.

BACA JUGA: Aman, Logistik Pilkada 2024 Tak Akan Terkena Banjir

Fase bulan purnama yang mengakibatkan pasang air laut meningkat secara maksimum sehingga mengakibatkan rob.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum mengatakan kondisi air laut pasang tersebut meluap ke daratan yang menyebabkan banjir rob.

Dia mengatakan pasang air laut dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan matahari.

Ketika bulan berada di titik purnama, posisi bulan terlihat bulat sempurna dengan seluruh permukaannya terlihat terang.

BACA JUGA: Saat Warga Pesisir Pekalongan Berterima Kasih kepada Ganjar yang Mengatasi Masalah Banjir

Inilah yang kemudian dapat memicu banjir rob di wilayah pesisir pantai.

"Ini merupakan fenomena alam yang berkaitan dengan pasang air laut," ujar Ika Agustin dalam keterangannya, Senin (16/12).

BACA JUGA: Fenomena Bulan Purnama & Perigee, Warga di Daerah Ini Diimbau Waspada

Saat pasang tinggi, terutama pada fase bulan purnama atau bulan baru, permukaan air laut naik dan bisa mencapai daratan rendah yang berada dekat dengan garis pantai.

Ika menambahkan, durasi banjir rob yang terjadi dapat bervariasi tergantung beberapa faktor.

Seperti siklus pasang surut, topografi wilayah dan kondisi cuaca.

Namun, menurut dia, banjir rob biasanya berlangsung sekitar dua hingga enam jam saat pasang.

Untuk mengatasinya, Dinas SDA DKI Jakarta mengoptimalkan penggunaan pompa untuk mengalirkan air ke laut, bahkan saat air tidak mampu mengalir secara gravitasi.

Menurut Ika, kondisi rob juga dipengaruhi faktor topografi wilayah. Di wilayah pesisir dengan permukaan tanah rendah atau di bawah permukaan laut, air rob bisa terperangkap lebih lama.

Karena itu Dinas SDA mengoptimalkan operasional pompa permanen (stasioner) maupun bergerak untuk dapat mengalirkan air dan optimalisasi saluran drainase agar air dapat mengalir dengan lancar.

Sementara itu, langkah jangka panjang yang dilakukan menggenjot pembangunan tanggul pengaman pantai melalui program National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A sepanjang 39 kilometer (km).

Ini merupakan program sinergi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk mencegah air laut masuk ke daratan saat pasang laut terjadi.

Selain itu, dibangun pula sistem polder pengendali rob yang dilengkapi bendung karet untuk menahan air laut supaya tidak melimpas kembali ke daratan.

Upaya pengendalian penurunan muka tanah (land subsidence) juga terus digaungkan.

"Salah satunya dengan pembatasan penggunaan air tanah melalui Zona Bebas Air Tanah yang akan diperluas wilayahnya," katanya. (Antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspada, 24 Pantai di Bali Berpotensi Terjadi Rob, Ini Lokasinya


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler