Bukan Tidak Mungkin Anak Cucu PKI Dendam dan Melakukan Gerakan

Rabu, 30 September 2020 – 06:30 WIB
Prof Salim Said. Foto: tangkapan layar YouTube

jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan Indonesia Prof Salim Said menilai, komunisme sudah bangkrut. Karena sebagai ideologi, komunisme tidak bisa menjawab tantangan zaman.

"Saya sudah lama berkoar-koar, komunisme itu sudah bangkrut. Sebagai ideologi dia tidak bisa menjawab tantangan," ujar Prof Salim Said saat berbicara pada Indonesia Lawyers Club (ILC) TVOne, mengangkat thema 'Ideologi PKI Masih Hidup?', Selasa (29/9) malam.

BACA JUGA: Sepertinya Film G30S Cuma Fiksionalisasi Soeharto sebagai Pahlawan Penumpas PKI

Menurut Prof Salim, fakta-fakta komunisme sudah bangkrut, sangat jelas terlihat.

Mulai dari tumbangnya Uni Soviet dan sejumlah negara lain yang menganut paham komunisme.  

BACA JUGA: KAMI: Kalau Percaya Ideologi Komunis Sudah Mati, Sekolahnya Belum Tamat!

Kemudian di Tiongkok, komunisme yang ada menjurus kepada kapitalis. 

"Jadi, komunisme seperti yang dibicarakan, yang dibayangkan dulu dipimpin DN Aidit, tidak zamannya lagi. Kalau bilang PKI akan bangkit, saya enggak yakin," katanya.

BACA JUGA: Melayani Tamu di Kamar, Tiba-tiba PSK Teriak Histeris, Lokalisasi Langsung Gempar

Meski demikian, penulis buku 'Gestapu' ini menilai peristiwa kelam keberadaan komunisme di Indonesia tetap perlu dibicarakan sebagai sebuah sejarah.

Prof Salim juga menilai, pemerintah yang berkuasa harus tahu sejarah, bijaksana dan memiliki komitmen yang kuat untuk mengelola potensi konflik.

Pasalnya, jika anak cucu PKI atau pihak yang sebelumnya menjadi bagian dari komunis merasa dendam, kemudian melakukan sebuah gerakan, maka stabilitas bangsa yang terancam.

"Kalau bereaksi seperti yang ditakutkan orang, ada dendam, tentu yang terancam republik. Karena akan ribut lagi. Karena itu, diperlukan pemerintah yang kuat, bijaksana dan tahu sejarah," kata pria kelahiran Parepare itu.

Prof Salim menegaskan, tidak dalam posisi mendukung salah satu pihak.

Baik korban kekejaman PKI, maupun korban kekejaman pihak yang memberangus PKI di masa lalu.

"Saya tidak bisa berbuat banyak, paling berkoar-koar. Pihak yang bisa itu pemerintah, itulah gunanya pemimpin yang mengerti sejarah. Kalau enggak mengerti, itu bisa terjadi," ucapnya.

Prof Salim juga menyoroti pendapat yang menyebut sekarang ini momentum terakhir bagi bangkitnya PKI dan masa terakhir juga bagi yang anti PKI, mengingat peristiwa kelam 1965 sudah terjadi 55 tahun lalu.

"Kalau bicara biologis begitu, tetapi ini bicara sejarah. Bisa selalu hidup. Jadi sekali lagi, hal yang saya takutkan negara ini kacau. Jangan Pancasila itu diobok-obok lagi," pungkas Prof Salim. (gir/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler