Bukannya Turun, eh...Malah Melambung

Senin, 23 Januari 2017 – 19:48 WIB
Harga cabai masih malah. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Bukannya turun, harga cabai di sejumlah pasar di Kabupaten Melawi, Kaliamntan Barat, malah melambung.

Saat ini harganya Rp 180 ribu per kilogram. Bahkan ada pedagang yang menjual Rp 200 ribu per kilogram. Melambungnya harga cabai ini dikeluhkan warga.

BACA JUGA: Harga Cabai Keriting Turun Signifikan

“Saya tahu harga cabai mahal. Karena saya sendiri yang membelinya di pasar, sempat terkena harga Rp180 ribu per kilogram,” ungkap Eed, warga Nanga Pinoh,  seperti diberitakan Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group).

Eed mengaku, berdasarkan hasil perbincangannya kepada pedagang, sebagian besar cabai yang dijual di pasar-pasar tradisional didatangkan dari luar Melawi.

BACA JUGA: Panen Cabai di Kebun Milik Orang Lain, Remuuuk!

Diantaranya dari Kabupaten Sintang dan Kota Pontianak. “Ketika pasokan kurang stok, harga cabai di pasaran melonjak naik,” katanya.

Informasi yang dia dapat dari beberapa petani, tingginya harga cabai karena permainan di tingkat pemasok dan pedagang.

BACA JUGA: Pasokan dari Jawa Lebih Mahal, Pilih Cabai Sulawesi

Padahal petani hanya menjual cabai kepada pedagang atau pemasok seharga Rp50 ribu per kilogram. Tetapi di pasaran dijual hingga Rp180 ribu per kilogram.

Permainan ini terjadi, karena produksi cabai lokal di Melawi belum banyak. Kalau cabai lokal memenuhi stok, sulit bagi pedagang mempermainkan harga.

“Sebab persaingan harga tak lagi di tingkat agen atau pedagang, namun berada di tangan para petani,” ucapnya.

Eed berharap produksi cabai di Melawi meningkat. Harus lebih banyak petani membudidaya tanaman cabai.

Saat ini, daerah yang memproduksi cabai di Melawi masih sedikit. Hanya ada di daerah Senain, Kecamatan Sayan dan Desa Tanjung Sari Kecamatan Nanga Pinoh.

“Ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi Pemkab Melawi melalui dinas terkait. Harus mendorong petani agar mengembangkan tanaman cabai,” tegas Eed.

Menurutnya, lahan di Melawi masih cukup luas dan subur untuk budidaya cabai. Terutama di daerah-daerah di luar Kecamatan Nanga Pinoh.

Bagaimana pemerintah mendorong masyarakat untuk menanam cabai. Kalau perlu dibuat kelompok petani budidaya cabai.

“Sebenarnya malu juga. Lahan masih luas, tapi untuk memenuhi kebutuhan cabai selalu mendatangkan cabai dari luar Melawi terus,” ucapnya.

Dikonfirmasi, Plt Kepala Dinas Pertanian Melawi, Oslan Junaidi mengatakan, tahun ini akan mulai membuat program mengembangkan tanaman holtikultura.

Termasuk budidaya cabai. “Tujuannya untuk meningkatkan produksi cabai dan tanaman holtikultura lainnya,” katanya. (ded)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Serka Junaedy, Raup Untung saat Harga Cabai Melambung


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler