Bukhori Merasa Geram dengan Tulisan Ferdinand Hutahaean, Dianggap Merendahkan

Senin, 10 Januari 2022 – 13:09 WIB
Anggota Komisi VIII DPR RI Bukhori merasa geram setelah membaca tulisan Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Mandiri Ferdinand Hutahaean yang menyinggung tentang kekuasaan Allah SWT. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR RI Bukhori merasa geram setelah membaca tulisan Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Mandiri Ferdinand Hutahaean yang menyinggung tentang kekuasaan Allah SWT.

Adapun, Ferdinand Hutahaean di Twitter akun menuliskan twit dengan kalimat begini, "Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, DIA lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela".

BACA JUGA: Soal Kasus Habib Bahar dan Ferdinand, Habiburokhman Singgung Keadilan Restoratif

"Twitt Ferdinand itu dapat dipahami terkesan merendahkan Allah, karena disifati dengan kata lemah," kata legislator Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu melalui keterangan persnya, Senin (10/1).

Bukhori pun tidak setuju bila tulisan Ferdinand disamakan dengan pernyataan Presiden keempat Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang pernah menyebut "Allah tidak perlu dibela".

BACA JUGA: Penuhi Panggilan Polisi, Ferdinand Jelaskan Soal Cuitan Allah Lemah

Menurut Bukhori, ungkapan Gus Dur menunjukan kuasa Allah SWT atas segalanya, sedangkan apa yang diucapkan Ferdinand sebaliknya merendahkan.

"Pernyataan Gus Dur itu menunjukkan Allah memang berkuasa atas segalanya sehingga tidak perlu bantuan siapa pun, bahkan dari hamba yang Dia ciptakan sendiri," bebernya.

BACA JUGA: Ferdinand: Banyak yang Berpikiran Pendek Memprovokasi

Legislator Daerah Pemilihan I Jawa Tengah itu meminta Ferdinand mempertanggungjawabkan tulisannya di Twitter. Terlebih lagi tulisan itu berpotensi menimbulkan gangguan terhadap kerukunan umat beragama.

Selain itu, Bukhori juga meminta Ferdinand ke depannya memperdalam pengetahuan agama sehingga eks politikus Partai Demokrat itu lebih bijak dalam berkata dan bersikap.

"Di luar dari proses hukum yang tetap perlu ditegakan, saya mengimbau agar yang bersangkutan di waktu mendatang dapat lebih banyak belajar sehingga bijaksana dalam berucap dan bersikap di ruang publik," tutur dia. (ast/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler