Buku Jawa dan Halal di Thailand Sangat Layak Jadi Referensi

Senin, 26 Februari 2018 – 23:19 WIB
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Pusat KH. Cholil Nafis, Marissa Haque (kanan), Ikang Fawzi (2 dari kanan) dan para penulis buku Jawa dan Halal di Thailand. Foto: Ist for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Majelis Tablig PP Muhammadiyah bekerja sama dengan Selaras Global Amanah (SGA) dan Wardah Kosmetik menggelar launching dan bedah buku berjudul Jawa dan Halal di Thailand bertempat di Aula PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (26/2).

Buku Jawa dan Halal di Thailand itu ditulis oleh empat peneliti dan penulis perempuan.

BACA JUGA: Pelaku Penyerangan Bermasalah dengan Pastor? Jangan Percaya

Mereka adalah Marissa Haque, Jaorana Amiruddin, Maya Dania, dan Reni Juwitasari.

Sementara itu, pengantar diskusi disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Buya Risma Muchtar.

BACA JUGA: Ini Sikap Resmi Muhammadiyah soal Teror di Gereja St Lidwina

Di sisi lain, narasumber yang hadir adalah Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH. Cholil Nafis, Direktur Utama Wardah Konsmetik Nurhayati Subaka.

BACA JUGA: Gelar Aksi Solidaritas di Bundaran HI untuk Pak Guru Budi

Buku Jawa dan Halal di Thailand merupakan buku dari riset yang menceritakan pengaruh budaya Jawa dan masjid Jawa di Shatorn, Bangkok.

Masjid itu telah melahirkan intelektual muslim dunia sekaligus tokoh penggerak halal di Thailand, yaitu Winai Dahlan, yang merupakan cucu pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan.

Buya Risman mengatakan, gerakan halal sudah mendunia dan Thailand sebagai negeri dengan jumlah muslim minoritas sudah memberikan contoh baik dalam industri halal.

"Tidak ada salahnya kita belajar dari Thailand," kata Buya Risman.

Sementara itu, Marissa Haque menjelaskan, konvergensi dari science, technology, dan art yang berbasiskan maqashid syariah merupakan fundamental thinking dari Winai Dahlan.

Hal itulah yang membuat Winai mampu mendirikan The Halal Science Center di Chulalongkorn University.

"Semuanya dari Masjid Jawa dan hidup dengan folisofi orang Jawa yang menginspirasi beliau untuk menjadi penggerak halal di Thailand. Bagi Profesor Winai Dahlan, halal is for everyone," jelas Marissa.

Di sisi lain, KH Cholili Nafis mengatakan, buku itu sangat layak untuk dibaca.

Sebab, buku itu memberi informasi tentang perpaduan Nahdlatul Ulama (NU) yang padat rasa dan Muhammadiyah yang padat pikir.

"Jadi, Profesor Winai Dahlan lahir dari seorang ibu berdarah NU dan seorang ayah yang berdarah Muhammadiyah," jelas Cholil.

Sementara itu, Jaorana Amiruddin mengaku senang melihat antusiasme para peserta.

Direktur Selaras Global Amanah (SGA) itu mengatakan, bedah buku tersebut diikuti 200 peserta dari berbagai unsur.

Misalnya, aktivis organisasi kemasyarakatan professional, birokrat, dosen, diplomat, guru, mahasiswa, dan masyarakat umum.

"Kami harapkan melalui launching dan bedah buku ini masyarakat luas mendapatkan banyak informasi terkait dengan budaya Jawa, Masjid Jawa dan pergerakan halal di Thailand sekaligus sebagai referensi dan pemicu untuk bangkitnya industri halal di Indonesia," kata mantan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) itu. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aktivis Muhammadiyah: Politik Identitas Sudah Selesai


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler