Buku SD Sebut Yerusalem Milik Israel, Ini Reaksi Kemendikbud

Selasa, 12 Desember 2017 – 21:19 WIB
Buku ajar mata pelajaran IPS untuk kelas VI SD yang memuat materi tentang Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Foto: Facebook

jpnn.com, JAKARTA - Kehebohan soal Yerusalem sebagai ibu kota Israel merembet ke mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) bagi kelas VI sekolah dasar (SD). Sebab, ada buku IPS keluaran penerbit Yudhistira menyebut Yerusalem sebagai ibu kota Israel. 

Bahkan, buku ajar yang mencantumkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel itu sudah menjadi viral karena fotonya menyebar melalui media sosial. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), buku IPS terbitan Yudhistira itu dikeluarkan pada 2008.

BACA JUGA: Heboh Yerusalem di Diktat SD, Yudhistira Minta Maaf

Kepala Litbang Kemendikbud RI Totok Suprayitno menyatakan, sudah ada surat keputusan (SK) tentang buku ajar itu pada 2008. “Itu merupakan hasil penilaian dari Kemendikbud pada 2008 untuk menjalankan Kurikulum 2006," katanya di Jakarta, Selasa (12/12).

Meski demikian Totok merespons positif reaksi masyarakat soal materi dalam buku ajar yang menjadi kontroversi itu. Menurutnya, hal itu membuktikan masyarakat makin jeli dan kritis dalam menerima bahan pelajaran bagi anak didik.

BACA JUGA: Heboh Yerusalem Ibu Kota Israel di Buku IPS Kelas VI SD

"Artinya apa, ekosistem perbukuan jalan. Bahwa masyarakat peduli ada bahan ajar yang mungkin salah dikirim kepada anak-anak kita dan tidak diam. Nah, ini salah satu tanda yang baik. Jadi masyarakat peduli dan melaporkan ada koreksi melalui medsos," papar Totok.

Merujuk Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan Pendidikan maka buku pelajaran adalah sumber pembelajaran utama untuk mencapai kompetensi dasar dan kompetensi inti. Karena itu, buku yang hendak digunakan pada satuan pendidikan harus dinyatakan layak oleh Kemendikbud.

BACA JUGA: Jangan Terbakar Emosi Lihat Remaja Ini Tertembak

Karena itu Totok meminta pihak penerbit untuk meralat kesalahan informasi yang ada di dalam buku tersebut. "Buku itu agar tidak terus menerus salah, itu akan segera dilakukan ralat. Lalu yang sudah ada di website itu di-off dulu sementara sampai nanti ada koreksi," pungkasnya.(put/ce1/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Berangkat ke Turki untuk Ajak OKI Tolak Klaim Trump


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler