Bulan Depan Menikah, Bacok Leher Calon Istri Hingga Tewas

Rabu, 27 September 2017 – 07:28 WIB
Neny Agustin, yang menjadi korban amukan calon suaminya dibawa dari Puskesmas Jogorogo menuju RS At-Tin. Namun, nyawanya tidak berhasil ditolong. Foto: Loditya Fernandez/Radar Ngawi/JPNN.com

jpnn.com, NGAWI - M. Mudiono, 30, tega membacok calon istrinya, Neny Agustin, 17, hingga tewas. Belum puas, lelaki asal Desa Macanan, Kecamatan Jogorogo, Ngawi, Jatim itu hendak membakar jasad Neny.

Padahal, mereka sudah merencanakan pernikahan bulan depan.

BACA JUGA: Nekat, Besuk Suami di Tahanan Sambil Bawa Narkoba

Peristiwa memilukan itu terjadi di rumah korban Neny Agustin di Dusun Miling, Desa Dawung, Kecamatan Jogorogo, Ngawi, Jatim, kemarin pagi (26/9).

Ketika itu Mudiono secara membabi buta membacok Neny dan hendak membakarnya. Sebilah parang yang dibawa juga dipakai untuk melukai tiga korban lain yang berusaha melerai.

BACA JUGA: Mau Nikah, Neni Malah Dibacok Calon Suami

Jawa Pos Radar Ngawi melaporkan, peristiwa berdarah itu terjadi sekitar pukul 10.00. Mudiono mendatangi rumah Neny. Mereka sempat terlibat cekcok.

Tak mampu menahan diri, Mudiono mendadak menyerang Neny dengan parang. Neny berusaha menangkis hingga tangannya terluka.

BACA JUGA: Pendi Ditemukan Tewas Mandi Darah

Namun, akhirnya parang menghunjam ke leher hingga kepala bagian belakang. Korban lantas terkapar tak berdaya.

Sumiati, 45, ibu korban, dan Prawiro Sikas, 82, kakeknya, juga tak luput dari serangan brutal Mudiono.

Tanpa ampun, Mudiono dengan beringas membacok beberapa kali calon mertuanya hingga mengakibatkan luka serius di kepala, punggung, dan tangan. Sedangkan Mbah Prawiro mengalami luka berat di bagian kepala dan tangan.

Mendengar teriakan histeris dari rumah Neny, Sumiyem, salah seorang tetangga korban, berusaha menghampiri. Belum sampai di teras rumah, Sumiyem melihat Darwanti, salah seorang tetangga lain, juga berlari ke luar rumah.

Darwanti juga sempat dikejar pelaku. Dia mengaku melihat Mudiono membawa parang berukuran besar. Panik melihat Mudiono yang kalap, Sumiyem berusaha kabur. Nahas, dia terkena bacok di tangan.

”Saya lari, tapi sempat dibacok,” ujar Sumiyem saat ditemui Jawa Pos Radar Ngawi di UGD Rumah Sakit (RS) At-Tin Husada Ngawi.

Menurut Sumiyem, setelah itu pelaku langsung berlari ke arah hutan sambil membawa parang. Tak berselang lama, Sumiati dan Mbah Prawiro keluar rumah dengan kondisi bersimbah darah. Mereka meminta pertolongan ke tetangga. Hanya dalam sekejap warga datang ke lokasi.

Keempat korban langsung dibawa ke Puskesmas Jogorogo, tapi akhirnya dirujuk ke RS At-Tin Husada.

”Korban atas nama Neny sudah meninggal dunia di rumah sakit. Sedangkan yang lainnya masing-masing mengalami luka di bagian kepala dan tangan,” ujar dr Heppy Miladewi, dokter jaga UGD RS At-Tin Husada Ngawi.

Untuk keperluan otopsi, jenazah Neny dibawa ke RSUD dr Soeroto Ngawi. Ketiga korban lainnya menjalani perawatan intensif. Sumiati dan Prawiro masih dilanda trauma, sedangkan Sumiyem sudah membaik.

Tuminah, salah seorang bibi korban, mengatakan bahwa Mudiono tidak hanya ingin membunuh calon istrinya.

Lelaki yang kesehariannya bekerja mencari kroto (telur semut rangrang untuk makan burung) itu juga berusaha membakar rumah beserta penghuninya.

Sebelum aksinya diketahui tetangga, Mudiono sempat menyulut api di kasur tempat Neny terkapar. Warga yang datang ke lokasi langsung berupaya memadamkan api dengan melempar kasur itu ke luar rumah.

”Dari luar asap sudah kedul-kedul. Akhirnya (kasur, Red) dikeluarkan, daripada membakar rumah,” ujar Tuminah.

Bersamaan dengan itu, banyak warga yang mengejar pelaku ke arah hutan. Yang lain melapor ke polisi. ”Rencananya, bulan Safar ijaban (menikah, Red),” katanya.

Menurut Tuminah, rencana pernikahan tersebut bukan sekadar angan-angan. Pihak keluarga sudah menentukan bulan yang baik untuk melaksanakan pernikahan, yakni Safar bulan depan.

Kedua calon mempelai sudah mempersiapkan berbagai persyaratan administrasi. Mulai mengurus surat lolosan ke pemerintah desa hingga surat sehat dan suntik TT (tetanus toksoid) di Puskesmas Jogorogo.

Surat lolosan saat ini masih dibawa kepala dusun setempat, sedangkan surat sehat sudah dirampungkan 22 September lalu. ”Tidak tahu kok bisa sampai seperti ini,” imbuhnya.

Hubungan Neny dengan Mudiono mulai terjalin sekitar tiga bulan terakhir. Tuminah mengaku tidak tahu pasti asal muasal perkenalan pasangan yang terpaut usia 13 tahun itu.

Mudiono sendiri sempat mendapatkan pandangan buruk dari keluarga Neny dan tetangga. Sebab, sekitar dua bulan lalu Mudiono sempat melarikan Neny setidaknya tiga hari. ”Bahkan, keluarga sampai melapor ke polsek. Cuma akhirnya pulang sendiri,” jelasnya.

Meski begitu, Tuminah belum bisa memastikan bahwa perkara tersebut yang menjadi penyebab pembacokan yang dilakukan Mudiono.

Sebab, pihak keluarga disebutnya sudah melupakan tindakan Mudiono yang melarikan gadis itu. Terbukti dengan rencana perkawinan keduanya.

Kapolsek Jogorogo AKP Budi Cahyono menjelaskan, pihaknya masih memburu pelaku yang melarikan diri ke hutan.

Soal motif, Budi mengaku belum tahu pasti. ”Keluarga masih kritis dan pelaku masih dalam perburuan,” ungkapnya.

Sulut Kemarahan Warga

Pembantaian yang dilakukan Mudiono memicu amarah warga Desa Dawung. Puluhan pemuda ikut memburu pelaku yang kabur ke hutan.

”Pertama, kami tolong korban-korban, tapi banyak yang langsung mengejar,” ujar Sugiyarto, kepala Dusun Miling, Desa Dawung, Kecamatan Jogorogo.

Di sisi lain, petugas kepolisian terus melakukan pengejaran. Polisi juga menyanggong pelaku di rumahnya di Desa Macanan, Kecamatan Jogorogo.

Pengejaran dilakukan secara berkelompok. Masing-masing juga mempersenjatai diri dengan pentungan. Sebab, Mudiono diketahui kabur dengan membawa senjata tajam.

”Ciri-cirinya yang diketahui bawa parang dan pakai baju lengan panjang warna gelap dengan bercak darah,” ungkapnya.

Menurut Sugiyarto, Mudiono kabur ke hutan yang masuk wilayah Desa Setono. Penyisiran dilakukan hingga perbatasan Jogorogo-Ngrambe.

Namun, hingga tadi malam, perburuan terhadap Mudiono belum membuahkan hasil. ”Kami sempat ketemu orang, katanya tahu orang bawa parang ke arah selatan (Ngrambe, Red),” imbuhnya.

Sementara itu, polisi sudah memeriksa lelaki berinisial PR. Lelaki tersebut diketahui warga mengantarkan Mudiono ke rumah korban dengan menaiki sepeda motor. ”Memang sudah kami periksa, sebagai saksi,” ujar Budi. (odi/ota/jpr/c9/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Putus, Mantan Pacar Sebar Video Begituan


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler