jpnn.com - JAKARTA--Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso, mengatakan bahwa perusahaan plat merah yang dipimpinnya tengah bersiap untuk mengimpor kedelai. Hal ini sejalan dengan penunjukan Bulog sebagai lembaga pengaman harga dan penyalur kedelai.
Penunjukan Bulog sebagai importir kedelai ini sendiri tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2013 yang diterbitkan pada 8 Mei 2013.
BACA JUGA: UMKM Tahan Hadapi Naik Turun Rupiah
"Kami sudah mengajukan permohonan impor kepada Kementerian Perdagangan," kata Sutarto seperti yang dilansir di Setkab.go.id, Kamis, (29/8).
Selain mengajukan izin, Sutarto mengaku sudah bertemu dengan sejumlah asosiasi produsen makanan dan petani kedelai guna memuluskan impor komoditas itu. Ia menyatakan juga telah meneken kerja sama dengan Gabungan Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (Gakopti) dan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA).
BACA JUGA: Produk Mentah Wajib Diolah
“Rencananya Bulog akan mendatangkan kedelai dari produsen besar di Amerika Serikat dan Brasil,” lanjutnya.
Selain impor, kata Sutarto, Bulog tetap melakukan pembelian kedelai dari sentra produksi dalam negeri, seperti Aceh, Sumatera Selatan, dan Banten. Sementara itu, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha Bulog, Rito Angky Pratomo, mengatakan impor akan dilakukan karena Bulog belum bisa menjaga stabilitas harga kedelai yang tengah melambung.
BACA JUGA: Hatta Rajasa Borong Produk Lokal
Pada akhir Juli, harga kedelai menyentuh Rp 8.000 per kilogram atau melampaui batas atas harga jual kedelai untuk perajin yang dipatok Rp 7.450 per kilogram.
"Paling tidak, dua bulan lagi impor harus sudah masuk," tandas Rito. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... IHSG Terbenam di Bawah 4.000
Redaktur : Tim Redaksi