jpnn.com - JAKARTA - Selain mengimpor 100 ribu ton kedelai, Bulog bakal menyerap hasil panen lokal hingga 25.841 ton. Kedelai-kedelai itu berasal dari 11 wilayah yang dipetakan oleh Kementerian Pertanian sebagai daerah potensial. Berdasarkan Perpres 32 tahun 2013, Perum Bulog memang ditunjuk sebagai stabilisator harga dan penyaluran kedelai.
Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, kedelai lokal yang telah terserap baru adalah kedelai dari Aceh sekitar 20 ton. Setelah itu pihaknya akan menyerap kedelai dari Jawa Barat. Saat ini sudah dilakukan penandatanganan kerjasama antara koperasi tahu tempe indonesia (Kopti) Jawa Barat dan divisi regional Bulog setempat.
BACA JUGA: Diskusikan Nasib Merpati, Mangindaan Panggil Direksi
"Kedelai itu sepenuhnya akan disalurkan kepada Kopti. Hal yang sama dilakukan dengan daerah-daerah lainnya," tuturnya di acara penyerahan kedelai lokal kepada Kopti pusat di Jakarta, Senin (16/9).
Daerah-daerah yang kedelai lokalnya akan diserap yakni Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Jogjakarta, Lampung, Bali, dan Banten. Dia menyebutkan, saat ini Bulog telah berperan aktif dengan menjemput ke daerah panen kedelai. Untuk memaksimalkan peran itu, pihaknya berharap Kementerian Pertanian memberikan peta jalan secara real-time tentang daerah-daerah yang berpotensi panen.
BACA JUGA: Bandara Halim Siap Layani Penerbangan Komersial
Sementara untuk merelisasikan izin impor 100 ribu ton, saat ini pihaknya telah menyiapkan anggaran Rp 700 miliar. Dana itu diperoleh dari dana pinjaman perbankan. Pihaknya berencana untuk mengimpor sekaligus kedelai yang dibeli dari Amerika Serikat itu. Dengan demikian, biaya transportasi akan hemat.
Pada kesempatan yang sama Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan, pihaknya bakal menggenjot produksi kedelai di daerah-daerah yang potensial seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi Selatan, dan Lampung.
BACA JUGA: Kantongi 32 Suara, Mirza Terpilih Jadi DGS BI
"Itu kan daerah penghasil kedelai terbesar. Karena sudah sangat produktif kami akan genjot lagi. Namun bukan berarti daerah lainnya tidak ditingkatkan produksinya," tuturnya.
Rusman menjabarkan, hingga saat ini produksi kedelai mencapai 500 ribu ton. Sampai akhir tahun ini, jika produksi memburuk maka hanya bisa menghasilkan 850 ribu ton kedelai.
Namun jika membaik, produksi nasional bisa menembus satu juta ton. Angka itu masih jauh dari peta jalan swasembada kedelai yang memproyeksikan produksi 1,5 juta ton.
"Ini memang pekerjaan yang berat sekali. Tapi prioritas kami saat ini meningkatkan gairah petani kedelai sehingga tahun depan produksi bisa lebih besar," katanya. (uma/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Giliran FKP3 Jawa Barat Memilih Mediasi
Redaktur : Tim Redaksi