Bulog Terima 12 Ribu Ton Beras Impor

Selasa, 27 Februari 2018 – 08:42 WIB
Ilustrasi beras. Foto: Radar Semarang/JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Perum Bulog Divre Jawa Timur menerima 12 ribu ton beras impor yang akan didistribusikan ke luar Jawa.

Sebab, Pemprov Jawa Timur menolak masuknya beras impor lantaran masih surplus beras.

BACA JUGA: 12 Ribu Ton Beras Impor Tiba di Tanjung Perak

Beras premium asal Thailand itu tiba melalui Pelabuhan Tanjung Perak sejak 20 Februari hingga Minggu (25/2).

Menurut Wakil Kepala Bulog Divre Jawa Timur Cecep Panji Nanda, beras impor tersebut akan disimpan Bulog dalam jangka waktu yang tidak bisa ditentukan. Sebab, Bulog hanya menjadi gudang penyimpanan.

BACA JUGA: Petani Keluhkan Harga Gabah, Di Mana Bulog?

”Pendistribusian menunggu perintah dari pemerintah pusat,” kata Cecep, Senin (26/2).

Rencananya, beras yang dikemas dalam karung 50 kg itu selesai bongkar muat di gudang Bulog hingga tiga hari ke depan.

BACA JUGA: 20.000 Ton Beras Vietnam Masuk Banyuwangi

Targetnya sebanyak 20 ribu ton. Saat ini masih 12 ribu ton beras yang tersimpan.

”Kekurangannya akan selesai bongkar dalam tiga hari ke depan,” ujar Kepala Sub Divre Surabaya Utara Agus Sutarto.

Kedatangan beras di gudang Perum Bulog Divre Jatim tersebut hanya transit.

Sebab, rencananya beras akan didistribusikan ke wilayah Indonesia Timur seperti Papua, NTT, dan Ambon.

Sementara itu, anggota Komisi VI DPR Bambang Harjo Soekartono menyatakan perlunya koordinasi yang baik antara demand dan supply beras.

Sebab, kondisi di lapangan justru masih terjadi surplus. Di beberapa wilayah seperti Papua, lanjut dia, panen beras sebenarnya lebih dari 300 ribu ton.

Harga beras di Papua bahkan lebih murah dibandingkan dengan di Jawa.

Jika beras impor tersebut dikirim ke Papua, dia khawatir beras menjadi tidak laku.

”Karena masih banyak stok beras,” kata Bambang.

Harga beras premium di Papua mencapai Rp 11 ribu. Di Jawa, harga beras premium Rp 12.500–Rp 13.000.

Karena itu, dia menilai belum ada kejelasan terkait distribusi beras.

”Harus tahu di mana demand yang membutuhkan,” ujar Bambang. (puj/c17/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyerapan Gabah di Dua Daerah Ini Menurun


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
beras impor   Bulog  

Terpopuler