jpnn.com, KLATEN - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar bersama Nyai Lilik Umi Nasriyah menyambangi BUMDes Kemudo Makmur di Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, Klaten, Yogyakarta, Jumat (21/5).
Setibanya di Kantor Desa Kemudo, Gus Menteri -panggilan Abdul Halim Iskandar- langsung diajak oleh Kepala Desa Hermawan untuk meninjau langsung Unit Usaha yang dilalukan oleh BUMDes Kemudo Makmur.
BACA JUGA: Kemendes Turut Kembangkan Desa Wisata di Kawasan Maninjau
Gus Menteri diperlihatkan Unit Pengolahan Limbah Kering Industri dan Furniture Jati Belanda.
Gus Menteri pun diminta untuk menuliskan kalimat inspirasi bagi pengelola BUMDes dan perangkat desa untuk bisa lebih maju.
BACA JUGA: Wisuda 2 SMA yang Dihadiri Camat dan Kapolsek Dibubarkan Polisi, Kapolres Geram
Dia dalam arahannya mengatakan, BUMDes Kemudo Makmur ini memang bisa dijadikan percontohan kerja sama kalangan industri dengan BUMDes yaitu kerja sama pengolahan limbah kering Danone kepada BUMDes Kemudo Makmur.
"Ini jadi inspirasi. Saya akan segera bertemu dengan Direktur Danone agar kerja sama ini tidak hanya di Prambanan, tapi di daerah lain. Polanya nanti mereplikasi dengan di sini," kata Gus Menteri.
Dia mengakui jika pihaknya terus menggenjot pengembangan BUMDes dengan menggandeng sejumlah pihak seperti Perkebunan, ESDM terkait dengan eksplorasi tambang yang masih belum bagus kerjasamanya.
Gus Menteri mengaku sudah berkoordinasi dengan Menteri Perindustrian agar terbangun sinergitas antara BUMDes dengan kalangan industri.
BUMDes jika terus dikembangkan, kata Gus Menteri, bisa saja merambah sektor keuangan seperti Lembaga Keuangan Desa (LKD). Jika dikerjakan serius maka bisa jadi ini menggusur bank-bank yang ada saat ini.
"Ada contohnya RaboBank yaitu bank yang dikelola UMKM. Paling tidak di tahun 2023, ada 5.300 BUMDes Bersama LKD yang asetnya sudah tercatat Rp 12,7 triliun," kata Doktor Honoris Causa dari UNY ini.
Bisa saja nanti, kata Gus Menteri, BUMDesma mendirikan Bank Desa yang murni swasta karena semua masyarakat desa menyimpan uangnya di sana.
Namun, Gus Menteri menggaransi meski nantinya ada Bank Desa tidak lantas menggusur Bank yang ada sekarang dengan catatan harus ada sinergi Lembaga Keuangan agar bisa berjalan beriringan.
BUMDes nantinya bisa melirik unit lain seperti pengelolaan air bahkan jika miliki aset yang besar, diperbolehkan untuk mengelola Rest Area.
"Saya sangat bangga bisa bersilaturahim di Desa Kemudo ini," kata Gus Menteri.
Setelah berdiskusi, Gus Menteri kemudian meninjau Unit Usaha baru BUMDes Kemudo Makmur yaitu toko kelontong yang diberi nama Kamajaya Mart.
Toko ini baru diresmikan pada 24 April 2021 dan menghabiskan anggaran sebesar Rp 950 juta.
Turut meninjau Kamajaya Mart ini, Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi (PEI) Harlina Sulistyorini, Direktur Perencanaan Teknis PEI Adityawarman Darudono, dan PLT Kepala BBLM Yogyakarta Dedy L. (ikl/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti